Sprig Of Flower For A Human
It’s my
third FF which I uploaded, actually it is my fourth FF, my second FF is still I
unupload, you know that I’m too lazy to done it. This FF are the next part I
made from my third FF “Sprig Of Flower For A Vampire”, so if you have time
please read it first, I don’t know I will make this FF until how many part.
Just wait for it, and now enjoy this FF. Hope you like it! :3
Title : Sprig Of Flower For A Human
Genre : Romantic, and more you can find it by yourself
Main cast : - You
as the girl named Fleur
-
EXO
Sehun as Sehun
-
EXO
Luhan as Luhan
-
EXO
Suho as Suho
Lenght : Oneshoot
Author : Jung Rae Rim / Lana Present /
Farda Nur M.R.
Fleur gadis biasa berumur 22 tahun,
gadis sederhana yang tak suka macam – macam. Dia pernah mengalami kisah cinta
yang tragis bersama seorang vampir, karena vampir itu meninggal atau lebih
tepatnya lenyap saat baru saja menyatakan cinta pada Fleur. Kejadian itu
tepatnya terjadi 5 tahun yang lalu, saat Fleur duduk di bangku SMA. Tak terasa
waktu berjalan begitu cepat, sekarang Fleur sudah duduk di bangku kuliah.
Sampai saat ini Fleur masih belum
bisa melupakan Kai, vampir yang mencintainya dan juga dicintai olehnya. Fleur
tak bisa mencari pengganti Kai, dan dia tak bisa menggantikan Kai yang ada di
dalam hatinya & ingatannya dengan lelaki lain. Fleur menjalani hidupnya
dengan Kai yang masih hidup di dalam ingatannya. Fleur menjalani masa kuliahnya
dengan baik – baik saja, sampai pada suatu ketika, ada trio flower boy di
sekolah Fleur.
Mereka adalah cowok – cowok tampan, yang punya daya
tarik sendiri, hampir sama seperti trio vampir yang pernah menjadi teman
sekelas Fleur saat SMA. Tapi bedanya, jika trio vampir itu adalah cowok tampan
berwajah menakutkan, sedangkan trio flower boy di sekolah Fleur sekarang adalah
cowok tampan berwajah malaikat, yaitu Suho sang malikat yang pintar dan sabar,
Sehun sang malaikat yang pintar menari dan berbadan tinggi, dan Luhan sang
malaikat yang imut dan memiliki senyuman bagai seorang malaikat sungguhan.
Seperti
biasa, dimana ada cowok tampan pasti ada cewek - cewek yang berkumpul. Yap benar,
mereka digilai banyak cewek - cewek. Seperti sebelumnya juga, Fleur
tak tertarik pada mereka
dan hanya acuh saja. Salah satu dari mereka adalah teman sekelas Fleur, yaitu
Sehun. Jadi, keseharian Fleur terganggu dengan para cewek
yang setiap hari kerjanya mondar - mandir
sana - sini ngikuti Sehun. Apalagi baru -
baru ini Sehun pindah tempat duduk di sebelah Fleur. Yang alhasil membuat Fleur
semakin terganggu.
Saat pelajaran.......
"Hai..." sapa Sehun pada
Fleur, dan hanya dibalas dengan lirikan dari Fleur. Sehun yang kurang senang
dengan balasan Fleur menyapanya lagi.
"Haaaaiii ......." sapa
Sehun lebih panjang. Dan lagi, sekarang dibalas tolehan
dari Fleur. Sehun berfikir jika dia menyapa untuk yang ketiga kalinya maka
Fleur akan menjawab salamnya.
"Haaaa-aaaaaiiiii......"
Sapa Sehun untuk yang ketiga kalinya. Akhirnya Fleur menoleh dan dia menghela
nafas panjang.....
"Berisik. Tau ga?" jawab
Fleur ketus. Sehun yang merasa seperti ada panah yang menusuk tepat ke hatinya
itu langsung terdiam.
"Maaf....." Ucap Sehun yang
lalu mencoba fokus lagi ke pelajaran.
Saat istirahat Sehun langsung keluar
kelas menuju kelas Suho dan Luhan (Suho dan Luhan satu kelas). Begitu Sehun kembali untuk pelajaran
berikutnya, di meja Sehun ada secarik kertas yang ditindihi
permen coklat.
"Maaf, bukannya aku marah
padamu, itu nemang sifat asliku. Tolong kalo serius ya serius, bercanda ya
bercanda. Itu semua ada waktunya
sendiri - sendiri." tulisan pada surat itu.
Sehun tahu pasti itu surat dari gadis yang duduk di sebelahnya. Sehun langsung
tersenyum dan mencoba menyapanya lagi.
"Hai, aku nggak marah kok. Makasih ya coklatnya." ucap Sehun
dengan senyum bahagia.
"Oh hai..., sama - sama."
Jawab Fleur singkat dan tersenyum tipis tapi manis pada Sehun.
"Aku Sehun, salam kenal.
Kamu?" Ucap Sehun.
"Aku Fleur.., salam kenal
juga." jawab Fleur.
"Fleur?? Bunga ya?" tanya
Sehun.
"Hmm.." jawab Fleur
singkat.
"Nama yang bagus."ucap
Sehun.
"Hm makasih." ucap Fleur
singkat. Sehun pun harus mulai membiasakan diri dengan sifat asli Fleur yang
ternyata nggak suka basa - basi itu.
Saat pulang sekolah Trio Flower Boy
sedang bersantai di kursi taman, dan Fleur kebetulan melewati taman lalu Sehun
menyapanya.
“Hai Fleur.....” Sapa Sehun.
“Oh hai.” Jawab Fleur dengan tersenyum
tipis lalu langsung beranjak pergi meninggalkan Sehun. Setelah momen itu Sehun
senyam – senyum sendiri sambil melihat ke arah perginya Fleur. Suho dan Luhan
yang bingung langsung menanyai Sehun.
“Ehem...” Ucap Suho, tetapi Sehun masih
tetap senyam – senyum dan tak sadar.
“Ehem...!!” Ucap Suho lebih keras, tetapi
Sehun masih juga tak merespon.
Luhan hanya tersenyum dan menepuk
punggung Suho, lalu Luhan mencoba menggoda Sehun.
“Wah Fleur kembali tuh...” Ucap Luhan sambil berpura – pura
melihat ke arah gerbang.
“Hah? Mana – mana????” Tanya Sehun yang langsung bingung mencari
Fleur, padahal Luhan hanya berbohong.
“Lho? Kok gak ada?” Tanya Sehun lagi. Luhan hanya membalasnya
dengan tertawa dan diikuti oleh tawa Suho juga.
“Haa-aahh....... Kalian bohongin aku ya?” Tanya Sehun sedikit
kecewa.
“Habisnya, dipanggil dari tadi kok nggak respon – respon.” Jawab
Luhan.
“Hahaha bener tuh.” Tambah Suho.
“Omong – omong...... kamu lagi....” Ucap Luhan.
“JATUH CINTA YAAAA????!!!!” Sambung Luhan dibarengi dengan Suho
kompak.
Sehun langsung menatap kedua temannya
itu dan speechless, tebakan Suho dan Luhan 100% tepat.
Sehun yang
merasa malu itu hanya tertawa.
"Hehe...he... " Tawa Sehun.
"Malah ketawa, trus gimana nih
perkembangannya?" tanya Luhan kepo.
"Ya gitu deh." jawab Sehun.
"Gitu gimana? Malah cengengesan,
ga usah malu - malu deh. Biasanya malu - maluin aja kok." ucap Suho.
"He, biasa aja napa sih ga usah
buka aib segala." Ucap Sehun sebal sambil memanyunkan bibirnya.
Luhan hanya tertawa saja mendengar
dan melihat tingkah laku kedua temannya itu.
“Omong – omong, kamu sukanya mulai kapan
sih?” tanya Luhan.
“Hmmm..... pas pertama kali lihat.” Jawab
Sehun.
“Jadi cinta pandangan pertama nih??”
Tanya Suho dengan nada sedikit menggoda.
“Hehe..... iya......” Jawab Sehun malu –
malu.
“Apa sih yang kau sukadari dia?” tanya
Luhan lagi.
“Masa lupa sih? Kalo dilihat – lihat,
cewek yang ditaksir Sehun itu memang tipikal cewek idamannya kan?” Jawab Suho.
“Hm hm, bener tuh. Ah, dasar Luhan nih
pelupa, kerjaannya tanya mulu kaya wartawan.” Sindir Sehun.
“Iya – iya emank aku pelupa, jadi tipikal Sehun itu cewek yang
tampangnya judes ya?” tanya Luhan lagi.
“Haaaaahh.......” Sehun hanya menghela nafas panjang.
“Tipikal cewek Sehun itu, dari luar kelihatan keren tapi aslinya
baik dan perhatian.” Jawab Suho dengan sabar dan dibalas anggukan dari Sehun.
“Ohhh iya – iya, akhirnya aku inget lagi.” Jawab Luhan.
“Butuh bantuan ga nih?” Tanya Suho.
“Waaahhh mau donk..” Jawab Sehun dengan tersenyum lebar. “Tapi
aku usaha sendiri dulu, ntar kalo aku butuh bantuan, bantuin ya?” Lanjut Sehun.
“Oke...” Jawab Luhan dan Suho kompak.
Esok harinya
Sehun sangat bersemangat, dia bertekad akan mendekati Fleur dan menjadi pacar
Fleur. Saat Sehun memasuki kelas, Fleur sudah datang dan duduk di bangkunya. Sehun
langsung mendekati Fleur dan menyapanya.
“Pagi Fleur......” Sapa Sehun.
“Oh pagi.” Jawab Fleur.
Setelah itu Sehun tak kunjung duduk dan hanya berdiri sambil
senyam – senyum sendiri. Fleur yang heran langsung menanyainya.
“Kau tak apa? Ada yang lucu?” tanya Fleur.
“Hmmm nggak kok.” Jawab Sehun.
“Oh, ya udah.” Ucap Fleur singkat dan langsung diam. Padahal
Sehun berharap Fleur bertanya lagi padanya.
“Fleur....” Panggil Sehun.
“Hmm??” Jawab Fleur tanpa menoleh pada Sehun.
“Fleur..., lihat aku donk.....” Ucap Sehun mulai kesal.
“Fleur..., lihat aku donk.....” Ucap Sehun mulai kesal.
“Kenapa sih? Udah bilang aja aku denger kok.” Ucap Fleur yang
masih tetap tak menoleh.
“Fleur...” Panggil Sehun lagi.
“Apa?” Jawab Fleur.
“Lihat aku.” Pinta Sehun.
“Hmmm bentar.” Jawab Fleur yang sambil mengerjakan sesuatu
dengan sibuk.
“Ya?” Sambung Fleur yang akhirnya menoleh pada Sehun.
Sehun pun langsung tersenyum, dia bahagia akhirnya Fleur melihat
dia.
“Nggak apa – apa kok.” Jawab Sehun sambil senyam – senyum tidak
jelas.
“Haaaahhh......” Fleur menghela nafas panjang karena tingkah
laku aneh temannya yang satu itu. Pelajaran akan dimulai dan Sehun langsung
duduk di bangkunya. Dosen memasuki kelas dan pelajaran pun dimulai.....
“Selamat pagi....”Salam Dosen tersebut, atau Bu BoA.
“Pagi...” Jawab para mahasiswa di dalam kelas.
“Baik, sebelum memulai pelajaran, kita kedatangan mahasiswa
baru, Saya harap kalian dapat akrab dengannya.” Ucap Bu BoA. “Masuklah Kai.” Lanjut
Bu BoA yang diperuntukkan pada mahasiswa baru itu.
“Kai?? Apa mungkin...??? Ah, nggak – nggak. Kai kan udah lenyap.
Pasti orang lain yang kebetulan namanya sama.” Gumam Fleur di dalam hati begitu
mendengar nama yang dipanggil dosennya itu.
Sehun yang dari tadi memperhatikan Fleur jadi ikut bingung melihat
wajah gelisah gadis yang dicintainya itu. Mahasiswa baru itu pun masuk
dan......
“Perkenalkan dirimu.” Ucap Bu BoA pada mahasiswa baru itu.
“Salam kenal, aku Kai.” Ucap mahasiswa baru itu. Ini sungguh
aneh, mahasiswa itu mirip Kai. Wajah ketusnya, suara khasnya, dan caranya
berbicara yang tak suka basa – basi. Tetapi Kai yang ini mempunyai tatoo di
lehernya, tak seperti Kai yang dulu. Tetap saja Fleur tak bisa mempercayai ini,
tetapi matanya berkaca – kaca. Sehun semakin bingung dengan keadaan Fleur.
“Silahkan duduk.” Ucap Bu BoA. Kai pun langsung menuju bangku
tepat di depan Sehun. Fleur tak kunjung memalingkan pandangan dari Kai. Sehun
semakin dan semakin bingung dengan Fleur.
“Apakah mereka puna hubungan....??? Aku harap tidak, tapi
mengapa air muka Fleur seperti itu? Raut wajah itu tak pernah ditunjukkannya
selama ini.” Gumam Sehun yang semakin gelisah. Sepanjang pelajaran Sehun
memperhatikan Fleur, Fleur sama sekali tak fokus pada pelajaran. Tak seperti
biasanya, Fleur hanya melamun dan sesekali melihat Kai.
Saat istirahat,
Kai langsung keluar kelas. Sehun mencoba bertanya pada Fleur.
“Kau tak apa? Ada apa denganmu?” Tanya Sehun pada Fleur.
Fleur hanya terdiam dan tetap melamun.
“Hei, Fleur.” Panggil Sehun.
“Oh, ya? Ada apa?” Fleur kaget dan lamunannya buyar.
“Apakah ada sesuatu? Kau sakit?” Tanya Sehun.
“Hm gak apa kok.” Jawab Fleur. “Lho??!!” Lanjutnya, seperti ada
yang hilang.
“Ada apa?” Tanya Sehun lagi.
“Mana Kai?” Tanya Fleur.
“Kai? Dia baru saja keluar kelas.” Jawab Sehun.
“Oh makasih, aku duluan.” Jawab Fleur yang langsung beranjak
pergi dengan tergesa – gesa. Sehun yang penasaran mengikuti Fleur dari
belakang.
Fleur berlari
kesana – kamari mencari Kai, dan akhirnya dia menemukan Kai sedang berdiri di
loby sambil memandang ke luar jendela. Fleur langsung segera mendekati Kai.
“Kai.” Panggil Fleur sambil memegang lengan Kai. Kai pu langsung
menoleh pada Fleur dengan memasang raut wajah bingung.
“Kai, apakah ini benar kamu? Apakah kamu yang lima tahun yang
lalu pernah bersekolah di salah satu SMA di Paris dan apakah kamu mempunyai
teman yang bernama Zitao dan Vichan. Apakah itu benar kamu Kai?” Tanya Fleur
panjang lebar tanpa memberi kesempata Kai menjawab.
“Apa yang kau bicarakan? Siapa kau? Siapa itu Zitao dan Vichan?”
Tanya Kai kembali.
Fleur pun kaget, jika dia Kai pasti dia mengingat tentang semua
hal yang Fleur tanyakan. Apa yang sebenarnya terjadi. Kai kembali menatap
keluar jendela. Fleur pun terdiam disisi Kai, tanpa alasan.
“Kau.” Panggil Kai yang ditujukan pada Fleur.
Fleur pun langsung menatap Kai dengan segera.
Fleur pun langsung menatap Kai dengan segera.
“Ada apa?” Tanya Fleur.
“Ada yang aneh.” Ucap Kai.
“Maksudmu?” Tanya Fleur bingung.
“Sejak tadi, aku berdiri disini memandang keluar jendela, aku
merasa ada yang kurang pada diriku, tapi aku tak tahu apa itu. Setelah kau
kesini, rasanya tak ada yang kurang lagi.” Ucap Kai.
Fleur hanya terdiam memikirkan kata – kata yang diucapkan Kai
barusan. Tanpa disadari, Sehun sejak Fleur mamanggil nama Kai telah memperhatikan
dari kejauhan.
“Fleur... apakah tak ada harapan lagi untukku?” Gumam Sehun
dalam hati. Lalu dia segera kembali menuju kelas.
Saat pulang
sekolah Fleur langsung pergi mengikuti Kai. Sehun hanya berusaha untuk tenang
dan pergi menuju kelas Suho dan Luhan. Setelah bertemu Suho dan Luhan, mereka
bertiga berjalan bersama.
“Ada apa Sehun?” Tanya Luhan.
“Hmm nggak apa – apa kok.” Jawab Sehun dengan tersenyum semu.
“Ga usah bohong, dari wajahmu itu kelihatan tahu.” Ucap Suho dan
dibalas senyuman semu dari Sehun.
“Sehun?” Panggil Luhan.
“Biarkan saja dulu, mungkin dia butuh untuk tenang.” Ucap Suho.
Tiba – tiba saat mencapai gerbang kampus, Sehun menghentikan
langkah kakinya dengan tiba – tiba yang sontak saja membuat Suho dan Luhan
kaget.
“Ada apa Sehun??” Tanya Luhan yang masih agak kaget.
“Iya nih, ada apa?” Tanya Suho.
Sehun hanya terdiam dan menatap lurus ke depan dengan wajah
sedih. Luhan dan Suho langsung melihat ke arah mata Sehun tertuju. Mereka
mendapati Fleur yang akan menyebrang. Saat lampu lalu lintas berganti untuk
para pejalan kaki, Fleur mulai melangkahkan kaki. Tanpa disadari ada pengendara
mobil yang acuh dan mengebut. Dapat dipastikan Fleur akan tertabrak.
“Fleur...!!!!!” Teriak Sehun yang segera berlari lalu terhenti seketika saat tiba – tiba Kai muncul dan menarik Fleur mundur dan memeluknya.
“Fleur...!!!!!” Teriak Sehun yang segera berlari lalu terhenti seketika saat tiba – tiba Kai muncul dan menarik Fleur mundur dan memeluknya.
Nafas Kai terengah – engah, tak berkata apapun, hanya memeluk
Fleur dengan erat dan semakin erat.
“Kai??” Panggil Fleur tetapi Kai tetap terdiam dan tetap
memeluknya dengan erat.
“Kai..??!” Panggil Fleur dengan suara lebih keras. Kai langsung
sadar dan melepaskan pelukannya.
“Makasih Kai, aku sangat tertolong.” Ucap Fleur raut wajah
bersyukur pada Kai.
Seketika itu kepala Kai sangat sakit, seperti ada yang memaksa
otaknya untuk bekerja. Kai tak bisa menahan sakit kepalanya itu, dia terus
memegang kepalanya dengan erat. Lalu, Kai pun ambruk....
“Kai, Kai,.... Bangun Kai!!!” Teriak Fleur dengan Kai yang
terbaring di pangkuannya. Fleur tak mau kejadian yang dulu terulang kembali. Tetapi
Kai tetap tak kunjung sadar. Dengan bantuan orang sekitar, Kai dibawa ke ruang
kesehatan kampus.
Saat Kai di
ruang kesehatan Fleur dengan setia menemaninya. Tak begitu lama setelah Kai
baru saja dibaringkan di tempat tidur, Sehun bersama dengan Suho dan Luhan datang
untuk melihat keadaan Kai.
“Fleur, bagaimana keadaannya?” Tanya Sehun.
“Dia masih belum sadar.” Jawab Fleur.
“Dia sakit apa?” Tanya Sehun lagi.
“Sepertinya dia hanya kelelahan.” Jawab Fleur.
“Oh baiklah.” Ucap Sehun.
Tanpa sengaja Sehun melihat ada kalung yang tergeletak di lantai
dan dia memungutnya. Sehun bingung kalung itu milik siapa sementara kedua
sahabatnya tak pernah memakai kalung.
“Fleur, apakah ini milikimu?” Tanya Sehun sambil memperlihatkan
kalung itu.
“Oh, ini milik Kai, dia selalu memakai kalung itu.” Ucap Fleur.
“Oh syukurlah, aku menemukannya di lantai.” Ucap Sehun.
“Makasih ya.” Ucap Fleur.
“Sama – sama.” Balas Sehun.
Fleur mencoba memakaikan kalung itu pada Kai. Tiba – tiba tatoo
yang ada pada leher Kai bercahaya dan Kai pun sadar. Fleur, Sehun, Suho, dan
Luhan tentu saja kaget melihat kejadian itu.
“Kai..?” Panggil Fleur. Kai pun menoleh dengan perlahan dan
menatap Fleur dengan tajam.
“Fleur...?? Kaukah itu..?” Ucap Kai.
“Kai, apakah kau mengingatku?? Iya Kai, ini aku, Fleur.” Ucap
Fleur sambil mulai menangis.
Kai pun tersenyum. “Syukurlah, jika itu benar kau “bunga”ku.”
Ucap Kai yang langsung dibalas pelukan dari Fleur. Sehun yang melihat kejadian
itu langsung tersenyum semu dan langsung pergi, diikuti Suho dan Luhan.
Sehun berjalan
paling depan daripada Suho dan Luhan. Terlihat sekali jika ia masih kepikiran
dengan kejadian di ruang kesehatan. Sehun masih kaget mengetahui bahwa Fleur
telah memiliki cinta yang lain.
“Sehun, apa kau baik – baik saja?” Tanya Luhan.
“Biarkan saja dulu, dia butuh keadaan tenang.” Ucap Suho sambil
memegang pundak Luhan.
“Aku pulang duluan.” Pamit Sehun pada Suho dan Luhan lalu
langsung berlari pergi.
“Tunggu Se....” Ucap Luhan yang dihentikan oleh Suho.
“Sudah, biarkan dia sendiri dulu.” Ucap Suho.
Sehun
berjalan dengan menatap lurus ke depan tanpa memperdulikan sekitar. Sehun patah
hati, gadis yan ia cintai ternyata milik orang lain. Sehun juga kepikiran
kejadian saat Kai terbangun dengan hanya memakai kalung. Anehnya kalung itu
membuat tatoo pada leher Kai bercahaya. Juga kalung itu dan tatoo di leher Kai
memiliki bentuk yang sama. Memang Sehun sedang patah hati tapi rasa ingin
tahunya dengan apa yang terjadi pada Kai lebih besar.
Sehun
langsung mengeluarkan handphonenya dan mencari tahu tentang itu. Tapi hasilnya
nol. Sehun mencoba pergi ke perpustakaan kota. Setibanya disana, Sehun mencoba
menggambar tatoo Kai dan mencoba menunjukannya pada penjaga perpustakaan.
"Bisakah Anda mencarikan buku
yang memiliki gambar ini?' pinta Sehun pada penjaga perpustakaan.
Pustakawan itu melihati Sehun dengan
tatapan yang aneh.
"Apa Anda yakin ingin mencari
buku itu?" tanya pustakawan itu.
"Ya yakin, memangnya ada
apa?" tanya Sehun bingung.
"Jika Anda ingin mengetahui
tentang buku itu, Anda harus siap dengan segala resikonya." jelas
pustakawan itu.
Sehun pun semakin bingung tapi dia
tetap ingin mengetahui tentang
gambar itu.
"Mari ikuti Saya." ucap
pustakawan itu yang langsung beranjak pergi menuju rak tempat dimana buku itu
disimpan. Tetapi ada yang aneh, pustakawan itu tak
menuju ke salah satu rak manapun, ia menuju suatu ruangan yang tersegel gembok
besar, pustakawan itu membuka pintu tersebut dan menyuruh Sehun tetap ikut. Di
dalam ruangan itu sangat gelap dan pustakawan yang bersama dengan Sehun hanya
diterangi satu obor yang dibawa pustakawan itu. Mereka menuruni tangga kayu
yang sudah rapuh. Ruangan itu terpenuhi dengan barang – barang bekas yang
berdebu. Juga ruangan itu sepertinya ditinggali banyak laba - laba. Pustakawan
itu menuju pada suatu kotak, seperti kotak harta karun yang terkunci dengan
rantai yang melilit pada sisi – sisinya dan digembok. Pustakawan itu memberikan
obor yang di pegangnya pada Sehun dan membukakan kotak tersebut. Di dalam kotak
tersebut terdapat buku yang telah usang. Sehun yakin pasti itu adalah bukunya. Pustakawan
itu memberikan buku tersebut pada Sehun.
“Ini bukunya, Saya harap Anda akan baik –
baik saja setelah membaca buku ini.” Ucap pustakawan itu.
“Siingg...!!!” seperti ada cahaya sekilas
yang mengarah pada Sehun yang sontak saja membuatnya menoleh.
“Ada apa?” Tanya pustakawan tersebut pada
Sehun.
“Ah tidak.. .” Jawab Sehun.
“Oh baiklah.” Jawab pustakawan tersebut.
“Ini aneh, rasanya ada yang
memperhatikanku barusan. Ah, mana mungkin, pasti hanya perasaanku saja.” Gumam
Sehun dalam hati.Mereka berdua pun langsung keluar ruangan tersebut dengan
Sehun yang membawa buku itu. Sesampainya di ruang perpustakaan.....
“Bolehkah aku meminjam buku ini?” Tanya
Sehun.
“Meminjam? Apa kau yakin?” Tanya
pustakawan itu pada Sehun.
“Hmmm, yakin.” Jawab Sehun tegas.
“Baiklah jika itu keinginan Anda, saran
Saya berhati – hatilah, lebih baik tetaplah bersama orang lain disisimu, jangan
pernah sendiri, meskipun sedang di rumah atau pergi.” Ucap pustakawan itu.
“Baiklah, berapa yang harus kubayar untuk
menyewa buku ini?” Tanya Sehun.
“Tidak usah, ini gratis. Daripada uang
Anda untuk menyewa buku ini, sepertinya Anda lebih membutuhkannya untuk berobat.”
Ucap pustakawan itu.
“Berobat?? Hmm baiklah, terimakasih.”
Ucap Sehun sambil beranjak pergi meninggalkan perpustakaan.
“Aku harap dia akan baik – baik saja dan
semoga saja kedua kelelawar itu tak mengejarnya.” Ucap pustakawan itu saat
Sehun telah pergi.
Seketika
itu, angin berhembus kencang dan langit menjadi gelap, dan entah mengapa
perpustakaan pada saat itu langsung sepi tak ada pengunjung sama sekali dan
dari jendela yang terbuka masuklah dua ekor kelelawar yang langsung berubah
menjadi dua orang vampir.
“Sudah kuduga kalian pasti akan datang.”
Ucap pustakawan itu.
“Lama tak berjumpa. Kawan??” Lanjut
pustakawan itu.
“Jangan bercanda, kami bukan kawanmu,
mantan vampir.” Ucap salah satu vampir itu.
“Haha... ok ok. Mantan vampir ya? Kurasa
aku punya nama. Baiklah, kalau begitu, lama tak berjumpa, Vichan dan.....
Zitao.” Ucap pustakawan itu.
“Langsung saja, apa maksudmu memberikan
buku itu pada manusia, mantan vampir Xiu?!!” Tanya Vichan dengan nada marah.
“Mantan vampir Xiu... hmmm baiklah tak
apa – apa setidaknya kau cantumkan namaku. Tapi kau perlu ingat satu hal, aku
bukan mantan vampir, aku hanya bisa berubah wujud sesukaku dan bermandikan
sinar matahari. Tapi tak apa sih aku juga malas jadi vampir, repot sih.” Ejek
Xiu yang langsung berubah menjadi vampir.
“Baiklah, maksudku memberi buku itu.....
Tak ada, hanya saja pemuda itu menginginkannya.” Lanjut Xiu santai.
“KAAUUU...!!!!” Teriak Zitao yang mulai
geram.
“Sudah, coba kendalikan emosimu.” Ucap
Vichan pada Zitao.
“Haha seperti biasa, Zitao sang
emosional...” Ejek Xiu.
“Lantas apa tujuan pemuda itu menginginkan buku itu?” tanya
Vichan.
“Hmmm... dia datang kemari dengan menunjukan gambar lambang
kekuatan milik Kai.” Jelas Xiu.
“Kai?? Bukannya Kai sudah...” Ucap Zitao.
“Zitao... Zitao.... dasar ya kau ini, sebelum bicara pikirkan
dululah. Apa kau lupa? Vampir yang dilenyapkan bisa hidup kembali sebagai
manusia asalkan dia mau dan mampu menjalani ritualnya.” Jelas Xiu.
“Hah? Apa itu benar Vichan? Aku tak pernah dengar hal ini
sebelumnya.” Ucap Zitao.
“Ya itu benar. Dalam buku itu juga tertulis tentang hal ini. Jadi.....
apakah Kai benar – benar....?” Ucap Vichan.
“Hmmm aku tak ingin memberitahumu, coba saja pastikan sendiri.”
Ucap Xiu.
“Kau ini....” Ucap Zitao agak marah.
“Sudahlah, lebih baik kita segera pergi untuk memastikannya dan
mengambil buku itu.” Ucap Vichan. Mereka berdua langsung berubah menjadi
kelelawar dan pergi. Xiu hanya tersenyum sinis setelah mereka pergi.
“Coba saja kalian halangi mereka, yang ada pasti kalian akan
kalah.” Ucap Xiu setelah Vichan dan Zitao pergi.
Sementara itu
saat Sehun sedang dalam perjalanan pulang tiba – tiba hujan deras yang
memaksanya untuk berteduh. Dia pun memilih untuk berteduh di sebuah cafe dan
memesan bubble tea. Sambil menunggu hujan reda, Sehun mencoba membaca buku yang
baru saja ia dapat dari perpustakaan kota. Sehun yang baru sadar bahwa buku itu
berjudul “Legend of Vampire” dan dia pun segera membuka buku itu. Ternyata
benar, Sehun menemukan tanda yang sama seperti kalung dan tatoo Kai.
Sehun yang penasaran akhirnya membaca hampir keseluruhan buku
itu. Ada yang membuat Sehun sangat kaget pada isi buku tersebut. Dalam buku itu
tertulis,” Vampir yang lenyap dapat hidup kembali sebagai manusia jika dia mau
dan mampu melakukan ritualnya. Dengan syarat mereka akan kehilangan semua
ingatannya tentang semasa hidupnya saat menjadi vampir. Hidup mereka bergantung
pada kalung dan tanda pada leher mereka yang dahulu merupakan kekuatan mereka
pada saat menjadi vampir.” Setelah Sehun membaca tulisn tersebut, dia terdiam
sejenak.
“Berarti Kai itu.....” gumam Sehun dalam hati. “Aku harus segera
memberitahu Fleur.” Lanjutnya.
Hujan pun berhenti dantak terasa hari
sudah malam. Sehun langsung pulang dengan segera. Sepanjang perjalanan pulang
Sehun merasa ada yang mengikuti dari tadi. Tapi dia sama sekali tak mendengar
langkah kaki, kebetulan jalan yang dilewati Sehun sedang sangat sepi. Saat
dekat dengan tempat pembuangan sampah Sehun bertemu seekor kucing, anehnya
kucing itu menggeram pada Sehun, Sehun langsung melewatinya saja. Tetapi
anehnya, ketika Sehun sudah melewati kucing itu, kucing itu tetap menggeram ke
jalanan kosong yang tak ada siapapun yang berdiri. Sehun acuh saja dan
melanjutkan langkahnya.
“PPRRRAAKKK!!!!” Suara pot tanaman jatuh tepat di belakang
Sehun, seandainya Sehun tak berjalan lebih cepat pasti pot itu jatuh tepat di
kepala Sehun. Tak seberapa jauh Sehun bertemu denagan anjing, tapi anehnya lagi
anjing itu setelah bertemu Sehun langsung berlari menjauhi Sehun dengan mengonggong.
Sehun mulai merasakan ada yang aneh. Dia mulai merinding lalu mempercepat
langkah kakinya. Saat Sehun akan menyebrang hampir saja dia tertabrak mobil
yang melaju sangat cepat. Sehun mulai kepikiran dengan apa yang dikatakan
pustakawan tadi.
“Apa maksudnya ini ya? Atau jangan – jangan buku ini dikutuk?”
gumam Sehun dalam hati. Tiba – tiba ada suara lelaki dari arah belakang Sehun.
“Buku itu tak dikutuk, tapi manusia yang berani membaca buku itu
yang akan dikutuk.” Ucap seseorang lelaki dari belakang Sehun. Sehun pun
langsung menoleh, dia kaget padahal sebelumnya tak ada orang yang berjalan di
belakangnya dan orang itu menjawab pertanyaan Sehun yang hanya di dalam hati. Ada
dua orang di belakang Sehun, tapi wajahnya tak begitu jelas karena kabut. Ketika
mereka keluar dari kabut itu, ternyata mereka hanya manusia biasa. Sehun
menganggapnya begitu, padahal itu sosok Vichan dan Zitao yang sedang berubah
menjadi manusia.
“Jika kau ingin selamat cepat kembalikan buku itu.” Ucap Vichan.
“.........” Sehun hanya terdiam tak tahu harus menjawab apa.
“Kenapa diam? Cepat jawab.” Ucap Zitao.
“Tidak, aku masih membutuhkan buku ini.” Jawab Sehun tegas.
“Kau...!!!” Ucap Zitao mulai geram.
“Sudah cukup Zitao.” Ucap Vichan pada Zitao.
“Baiklah kalau itu memang maumu, tapi jangan harap kau bisa
selamat.” Lanjut Vichan.
Seketika itu ada cahaya yang sangat terang yang sangat
menyilaukan sehingga Sehun memejamkan matanya, setelah dia membuka matanya
Vichan dan Zitao telah hilang.
“Lho? Kemana perginya dua orang tadi? Ya sudahlah semoga saja
tak terjadi apa – apa.” Ucap Sehun yang langsung melanjutkan perjalanan untuk
pulang.
Esok harinya,
Sehun ingin segera berangkat ke kampus agar bisa memberitahu Fleur. Karena
Sehun tak memiliki nomor handphone Fleur, jadi dia harus bertemu secara
langsung. Pagi itu saat Sehun dalam perjalanan ke sekolah juga banyak kejadian
aneh. Jalan yang biasanya dilewati Sehun sedang dalam perbaikan mendadak, jadi
Sehun harus memutar. Jalan lain yang dilalui Sehun tiba – tiba terjadi
kecelakaan beruntun, Sehun kembali memutar ke jalan yang lebih jauh lagi. Sehun
merasa sanga lelah, kebetulan cuaca pada pagi itu sangat panas tak seperti
biasanya. Sehun tetap memaksa agar bisa segera sampai di kampus, tapi itu hanya
harapannya saja. Karena Sehun ambruk karena kelelahan dan cuaca yang sangat
panas, ia ditolong oleh penduduk sekitar. Beberapa saat kemudian......
“Apa kau baik – baik saja anak muda?” Tanya seorang kakek –
kakek pada Sehun.
“Hm? Dimana aku?” Tanya Sehun.
“Kau tadi ambruk di depan tokoku, jadi aku membawamu masuk. Kau
pasti kelelahan, memang cuaca hari ini tak seperti biasa.” Jelas Kakek itu.
“Ah begitu, terimakasih banyak Kek, aku sangat tertolong.” Ucap
Sehun.
“Tak usah dipikirkan, yang lebih penting kau mau pergi kemana?”
Tanya Kakek itu.
“Oh iya!! Aku harus pergi ke kampus. Sekarang jam berapa Kek?”
tanya Sehun.
“Sudah jam 1 siang.” Jawab sang kakek.
“Hah???!! Aku ketiduran ber jam – jam?? Kek aku harus pergi,
terimakasih sekali lagi. Permisi Kek.” Ucap Sehun dengan tergesa – gesa dan
langsung pergi.
“Hati – hati nak.” Ucap Kakek itu.
“Baik Kek, terimakasih.” Ucap Sehun sambil beranjak pergi.
"Jika aku tak memasang pelindung
dengan segera pada anak mud aitu dapat dipastikan di aakan dilenyapkan oleh
kedua utusan Sang Raja Vampir." Ucap Kakek itu setelah Sehun pergi.
Tiba - tiba ada asap yang masuk di
rumah kakek itu dan Xiu muncul.
"Bagaimana? Inikah yang kau
inginkan. Wahai Tuan Muda Xiu?" tanya kakek itu pada Xiu.
"Hmm benar, kerja yang bagus.
Sebagai penguasa dunia vampir aku berhak melakukan apapun." ucap Xiu.
"Tolong lindungi dia terus,
karena hanya dia yang bisa membantu adikku, Kai." Lanjut Xiu.
"Apakah Tuan Muda yakin? Tuan
Muda Kai akan menjalani hidup bersama manusia." ucap kakek itu.
"Ya aku yakin. Karena aku akan
memusnahkan dunia vampir dan menjadi manusia bersama para kaumku yang
terpilih." Ucap Xiu.
"Tapi bagaimana dengan Sang Raja
Kris?" tanya kakek itu.
"Aku akan berusaha mengambil
tahta Ayahanda yang telah direbut oleh Kris. Dan satu lagi, tetaplah menjadi
tangan kananku. Aku pergi dulu." Ucap Xiu.
"Baiklah Tuan Muda." Jawab
Kakek itu.
Sementara itu sesampainya
di kampus Sehun langsung bertemu dengan Vichan dan Zitao.
"Hai... Masih hidup aja
nih?" Sapa Zitao pada Sehun.
"Sudah, hentikan Zitao."
Ucap Vichan.
"Apa kau sudah berubah pikiran
dan akan mengembalikan buku itu?" tanya Vichan.
"Tidak, tidak akan. Walaupun aku
balikin, aku balikinnya ya ke petpustakaanlah, masa ke kalian? Pinjem aja ntar
kalo udah aku balikin." Jawab Sehun.
"Kau ngajak berantem hah?"
Ucap Zitao mulai emosi.
"Jangan bercanda, kami
serius." Ucap Vichan.
"Aku juga serius tahu, memangkan
ketentuan di perpustakaan kayak gitu." Ucap Sehun.
"Baiklah jika kau tak bisa
diajak bernegoisasi lagi." Ucap Vichan yang langsung berubah menjadi
vampir, begitu pula dengan Zitao.
"Ka... Kalian ini sebenernya
makhluk apaan sih?" Tanya Sehun kaget.
"Terserah kau mau bilang kami
apa, yang paling penting kami busa dapatkan buku itu kembali dan kau
lenyap." Ucap Vichan.
"Hah? Apa? Lenyap?" Tanya
Sehun kaget. Sehun tak berlama - lama dan dia pun lari. Sehun dengan segera
mencari Fleur.
Sehun beruntung, dia menemukan Fleur
yang sedang berbicara dengan Kai di koridor.
"Fleur..!!!" Panggil Sehun
sambil berlari. Fleur pun menoleh.
"Ada apa? Kenapa kau terengah -
engah begitu?" Tanya Fleur.
"Fleur, Kai... Kai itu...."
Ucap Sehun terbata - bata karena kehabisan nafas setelah berlari.
"Apa yang akan kau
katakan?" Ucap Vichan yang tiba - tiba telah muncul tepat di belakang
Sehun bersama Zitao. Sehun pun kaget.
"Ba.. Bagaimana bisa
kalian?" Tanya Sehun bingung.
"Jangan pernah remehkan kami
bangsa vampir, dasr manusia." Ucap Vichan.
"Ka... Kalian..... Vichan dan...
Zitao???!!!" Ucap Fleur.
"Kau.... Gadis yang dicintai
Kai, dan namamu Fleur kan?" Ucap Vichan.
"Dia.. Dia gadis yang membuat
Kai lenyap. Kenapa kau masih hidup hah?? Kau telah membuat teman kami berubah
menjadi manusia...!!!!" Teriak Zitao yang sangat marah.
"Jangan - jangan..... Lelaki
yaang di sampingmu itu...." Ucap Vichan.
"Kai..!!! Apa itu kau
Kai??" Panggil Zitao.
"Ka... Kalian siapa?" Tanya
Kai yang langsung memegangi kepalanya karena tiba - tiba sakit kepala yang
dirasakan sebelumnya terjadi lagi. Fleur langaung memegangi Kai.
"Kai, kau tak apa?" Tanya
Fleur cemas.
"Tu.... Tunggu, kalian.....
Vichan dan.... Zitao kan?" Ucap Kai.
"Kai, kau ingat mereka?"
Tanya Fleur.
"Hmm tapi masih samar -
samar." Jawab Kai.
"Huuuaaaa Kai... Kami sangat
rindu padamu." Ucap Zitao yang langsung memeluk Kai dengan erat.
"Zitao..!! Apa kau lupa?? Vampir
yang telah menjadi manusia tak pantas kita anggap. Dan kita mempunyai tugas
yang harus diselesaikan." Ucap Vichan.
"Sudahlah Vichan, kau sendiri
kan yang pernah bilang kalau kita itu teman, yang namanya teman walaupun gimana
aja keadaannya tetap teman." Ucap Zitao sambil masih memeluk Kai.
Vichan terduam sejenak, dia terlihat
memikirkan sesuatu. Dia mendekati Kai.
"Apa kabarmu...? Teman...."
Ucap Vichan dengan sedikit gengsi. Kai pun tersenyum.
"Haha.... Aku baik." Jawab
Kai singkat.
Sehun semakin bingung dengan apa yang
telah terjadi, tiba - tiba Suho dan Luhan datang dengan agak berlari dan
memasang raut wajah yang sangat cemas.
"Sehun....!!!" Panggil
Suho.
"Sehunnie...." Panggil
Luhan.
"Oh kalian, ada apa?" Tany
Sehun.
Luhan memukul lengan Sehun dengan
keras dengan wajah yang berkaca - kaca. Sementara Suho memasang wajah yang
sangat bersyukur.
"Aduh..!!! Sakit tahu."
Keluh Sehun.
Luhan hanya memandangi Sehun, tak
lama kemudian Luhan pun menangis.
"Lho lho? Situ yang mukul eh
juga situ yang nangis." Ucap Sehun bingung.
"Sudah... Sudah.... Apa kau baik
- baik saja Sehun?" Tanya Suho.
"Aku? Aku baik - baik saja. Ada
apa memangnya?" Tanya Sehun bingung.
"Kemarin ada orang yang
menghubungi kami, katanya kamu dalam bahaya besar karena kamu bersangkutan
dengan makhluk dunia lain. Jadi, aku dan Luhan disuruh agar tetap disampingmu
sampai masalh ini selesai. Tapi, dari tadi kau tak kunjung datang, telepon
gakdiangkan, sms nggak di bales, dan rumahmu kosong. Luhan pikir telah terjadi
sesuatu padamu. Maka dari itu dia nangis." Jelas Suho panjang lebar.
"Ooohh, ya ampun temanku yang
satu ini emank unyu deh hehehe...." Ucap Sehun menggoda Luhan.
Luhan
yang tak terima diejek Sehun padahal dia mengkhawatirkannya langsung menginjak
kaki Sehun sekeras - kerasnya.
"Waadduhhh.....
Sakit nih..." Keluh Sehun.
"Salahnya
...hiks... Udah tahu... Hiks.... Ada orang yang khawatir....hiks... Malah
ngejek..." Ucap Luhan sambil menangis.
"Maaf,
maaf, ok deh. Makasih ya Luhan udah khawatir sama Sehun hmmm..." Ucap
Sehun dengan masih agak menggoda Luhan, lalu Sehun memeluk Luhan dan Suho ikut
berpelukan juga.
Seketika
itu langit menjadi mendung dan sangat gelap, angin berhembus sangat kencang,
dan muncul asap yang membawa Sang Raja Vampir, Kris. Vichan sangat kaget dengan
kemunculan Kris. Zitao bingung harus berbuat apa. Sehun, Suho, dan Luhan juga
ketakutan dengan kemunculan Kris. Terutama Fleur, dia tak ingin kejadian yang
buruk itu terjadi lagi.
"Lama
tak berjumpa Tuan Muda Kai... Ah maaf maksudku mantan vampir Kai. Apa kau masih
mengingatku?" Ucap Kris.
"Kau....
Kau yang melenyapkanku dan kau yang merebut tahta Ayahandaku." Ucap Kai.
"Haha...
Pintar sekali, ternyata ingatanmu bukan main." Ucap Kris.
"....."Kai
tetap diam dan menjaga Fleur tetap di belakangnya.
"Vichan
dan Zitao, apa tugas kalian?" Tanya Kris.
"Vichan.....
Bagaimana ini?" Tanya Zitao lirih ketakutan.
"Kami
ditugaskan untuk mengambil buku Legend of Vampire dan menghilangkan ingatan
manusia yang mengetahui tentang kami para vampir." Jawab Vichan tegas.
"Bagus,
lantas apa yang telah kalian lakukan?" Tanya Kris.
"Maaf
Sang Raja, kami belum menyelesaikan apapun." Jawab Vichan tegas dan jujur.
"Hmm
bagus, lantas apa perjanjiannya?" Tanya Kris.
"Kami
akan dilenyapkan Sang Raja." Jawab Vichan.
"Baguslah
kalau begitu." Ucap Sang Raja yang langsung menyerang Vichan dan Zitao sama seperti saat Kris
menyerang Fleur. Vichan dan Zitao langsung ambruk dan bermandikan darah. Seketika
itu juga ada asap yang muncul dan Xiu bersama kakek keluar dari asap itu.
“Hentikan Kris, itu sudah cukup.” Ucap Xiu.
“Wah.. wah... lama tak berjumpa Tuan Muda
Xiu.” Ucap Kris dengan nada menghina.
“Lho?? Itu kan pustakawan kota dan Kakek
yang menolongku tadi.” Gumam Sehun dalam hati.
“Tolong selamatkan mereka berdua kek.”
Pinta Xiu pada kakek Sang Tangan Kanannya itu.
“Baik Tuan Muda.” Jawab Sang Kakek yang
langsung menolong Vichan dan Zitao.
“Sudah, hentikan Kris. Mau berapa banyak
lagi vampir yang kau lenyapkan dengan cara tragis seperti ini?” Ucap Xiu.
“Mau sampai berapa itu terserahku.” Jawab
Kris.
“Baiklah, disini sudah tak ada yang
mengasyikan. Aku pamit, Tuan Muda Xiu hahaha....” Ucap Kris dengan tertawa
sinis lalu menghilang dalam asap.
“Bagaimana keadaan mereka?” Tanya Xiu.
“Untung saja kita datang tepat waktu,
mereka masih bisa selamat tapi dapat dipastikan mereka akan lenyap.” Jawab Sang
Kakek.
“Baiklah.” Jawab Xiu.
“Wahai pemuda...., kemarilah.” Pinta Xiu
pada Sehun.
“A.... aku?” Tanya Sehun sambil gemetar.
“Ya kamu, tak usah takut.” Ucap Xiu.
“Terimakasih, berkatmu aku dapat
menyelamatkan mereka berdua dan mengembalikan ingatan adikku.” Ucap Xiu.
“Ah tidak, aku sama sekali tak berbuat
apa – apa.” Ucap Sehun malu – malu.
“Walaupun begitu, kau memiliki keberanian
yang hebat.” Ucap Xiu.
“Tapi maaf, gara – gara adikku, kau tak
bisa memiliki gadis itu.” Lanjut Xiu.
“Hmmm tak apa apa, lagipula itu bukan salah.......
Hah???!!!! Adik kau bilang??!!! Ja... jadi.... Kai itu benar – benar...” Ucap
Sehun yang tiba – tiba kaget dan hanya dibalas senyuman dari Xiu.
Xiu
pun hanya memandangi Kai, Xiu menguji apakah Kai masih ingat padanya atau
tidak. Kai melihat Xiu dengan seksama.
“Kak Xiu..... kaukah itu?” Ucap Kai.
“Hmm ya Kai? Apa kabarmu?” Jawab Xiu.
Kai langsung memeluk kakaknya itu,
terlihat sekali dia sangat merindukan kakaknya.
“Kau telah berjuang keras Kai.” Ucap Xiu.
“Oh ya, kenalkan aku dengan orang yang
membuatmu berubah itu.” Lanjut Xiu.
“Oh.... Fleur ini kakakku.” Ucap Kai.
“Oh hai, aku Fleur.” Ucap Fleur.
“Hai juga, aku Xiu.” Jawab Xiu dengan
tersenyum manis.
“Tuan Muda Xiu, mereka mulai lenyap.”
Ucap Sang Kakek.
“Benarkah?? Baiklah, semoga mereka dapat
hidup kembali.” Ucap Xiu.
“Kai....???” Panggil Fleur. Kai hanya
terdiam melihat tubuh kedua temannya itu lenyap menjadi debu yang tertiup
angin.
“Kalian bertiga, Apakah kalian bisa
memegang janji?” Tanya Xiu pada Sehun, Suho, dan Luhan.
“Kami bisa.” Ucap Sehun tegas.
“Baiklah, kalau begitu tolong rahasiakan
tentang semua yang kalian lihat dan alami. Jika kalian tak bisa, maka ingatan
kalian akan kuhapus.” Ucap Xiu.
“Baik, kami mengerti.” Jawab Sehun tegas.
“Baiklah, kami pergi dulu.” Ucap Xiu.
“Kau mau kemana?” Tanya Kai.
“Sudahlah, aku punya hidupku sendiri. Tapi
tenang saja, aku selalu mengawasimu, Kai. Juga, Fleur aku titip adikku ya?”
Ucap Xiu yang langsung menghilang dengan asap bersama Sang Kakek.
Sehun
tersenyum, baru kali ini dia meliha Fleur sebahagia ini. Walaupun Sehun tak
dapat memiliki Fleur, tapi hanya dengan melihat Fleur tersenyum dia bahagia.
“Seharusnya aku
bersyukur......
Memang aku tak bisa memiliki
gadis yang kucintai
Tapi......
Aku bersyukur memiliki dua
orang sahabat yang setia
Saat senang ataupun sedih
Suho....
Luhan....
Terima kasih kalian selalu
ada untukku
Terima kasih kalian adalah
segalanya bagiku
Terima kasih atas cinta
kalian padaku......”
Esoknya Kai sengaja tak pergi
ke kampus, dia lebih memilih bersantai di bukit yang berumput dan bersandar di
pohon yang besar sambil merasakan hembusan angin dan pemandangan langit yan
indah. Kai terlihat sedang menulis sesuatu. Seketika itu ada kertas yang
diterbangkan oleh angin dan jatuh tepat di pangkuan Kai. Kai coba mengambil
kertas itu dan membacanya......
“Kai........
Maafkan aku telah
mengkhianati persahabatan kita
Saat itu aku sungguh tak tahu
apa yang harus kulakukan
Setelah kupikir, tindakanmu
benar Kai
Aku kagumi kepustusanmu untuk
lenyap demi Fleur
Mendapatkan semua yang kita
mau bukanlah segalanya
Karena.....
Cintalah yang
segalanya........”
Kai tahu pasti surat itu dari
Vichan. Tak lama setelah itu, Fleur menghampiri Kai. Mereka bercanda gurau
bersama, perjuangan mereka selama ini
bukan main. Kai dan Fleur hidup bahagia. Akhirnya cinta yang sesungguhnya
datang lagi, dan dengan orang yang sama. Sungguh, jatuh cinta adalah kecelakaan
yang paling indah, apalagi pada orang yang sama berulang kali. Sekarang Fleur
bukan lagi bunga untuk Sang Vampir, melainkan bunga untuk seorang manusia. Meskipun
Kai vampir atau manusia, cinta Fleur hanya untuk Kai dan Kai akan selalu ada
untuk Fleur. Walaupun dilenyapkan kembali, walaupun reinkarnasi, Kai dan Fleur
akan tetap dipertemukan, kareana ini merupakan sebuah takdir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar