Sprig of Flower For All Time
It’s
has been a long time I didn’t upload my FF, I'm sorry to be so late because there are many reason
especially because I had a final test in school. And after more than one month I upload
the next part FF of “Sprig of Flower For A Human”. This is the last part, thank
you for you which always read my FF. And I will be back soon
with the new FF, please wait for it. And this is it, “Sprig of Flower For All
Time”, Hope you like it! :3
Title : Sprig of Flower For All Time
Genre : Romantic, a little bit sad,
many more
Main
Cast : - You as the girl named
Fleur
-
SNSD
Yuri as Yuri
-
SNSD
Jessica as Jessica
-
SNSD
Tiffany as Tiffany
Lenght : One shoot
Author : 정래림 / Lana Present/ Farda Nur M.R.
“Kalian
bertiga, kutugaskan menghancurkan kehidupan Kai dan apapun yang dicintainya. Terutama
gadis yang bernama Fleur itu!” Perintah Sang Raja Vampir, Kris.
“Baik
Sang Raja.....”
Di dunia manusia pada malam hari, di
atap sebuah gedung yang sangat tinggi muncul lingkaran yang bercahaya sangat
terang dan dari cahaya itu muncul 3 orang perempuan.
“Jadi
ini ya dunia manusia...” Ucap Jessica lirih.
“Lebih
buruk dari yang kubayangkan.” Ucap Yuri ketus.
“Nggak
buruk kok, ternyata manusia itu nggak kalah tampan sama vampir. Jadi pingin
bawa pulang deh...” Ucap Tiffany centil.
“Sudahlah,
itu nggak penting. Ayo pergi.” Ucap Yuri yang lalu menghilang dan meninggalkan
asap.
“Ayo
ikuti Yuri.....” Ajak Jesica yang lalu menghilang.
“Iiiih
biasa aja kali.” Ucap Tiffany sebal lalu menghilang mengikuti Yuri dan Jessica.
Sementara
itu di perpustakaan kota....
“Tuan
Xiu, ini kopi barista yang Anda minta.” Ucap Sang Kakek sambil membawa
secangkir kopi barista dengan nampan.
“Ah ya
makasih, taruh saja di meja.” Ucap Xiu yang masih sibuk membereskan mejanya.
“Baik
Tuan.” Jawab Sang Kakek yan lalu meletakkan cangkir kopi itu di meja Xiu.
“Ahh..!!”
teriak Xiu yang tak sengaja menyenggol cangkir kopi itu sehingga jatuh dan
pecah.
“Anda
baik – baik saja Tuan?” Tanya Sang Kakek khawatir.
“Ah ya,
hanya sedikit shock aja.” Jawab Xiu.
“Biar
Saya bersihkan, Tuan lanjutkan saja bersih – bersihnya.” Ucap Sang Kakek.
“Nggak
usah biar aku aja.” Jawab Xiu yang langsung membersekan pecahan cangkir tadi.
“Aduh..!!”
Teriak Xiu, tak sengaja pecahan cangkir tadi melukai jarinya.
“Tuan
tidak apa – apa? Sudahlah biarkan Saya saja yang membersekan.” Ucap Sang Kakek.
“Sudah
Kek, hanya luka kecil biarkan aku saja yang membereskan.” Jawab Xiu. Kemudian
Xiu termenung sejenak seperti sedang memikirkan sesuatu.
“Ada apa
Tuan?” tanya Sang Kakek.
“Ah
nggak, perasaanku tidak enak.” Jawab Xiu, ”Ini........... sepertinya ada vampir
lain yang datang ke dunia manusia.” Lanjutnya.
Esok paginya di gerbang
kampus.......
“Pagi
Fleur..!!!!” Sapa Sehun dengan sangat bersemangat.
“Oh hai.”
Jawab Fleur singkat. Sehun yang sok akrab dan sekaligus modus merangkul pundak
Fleur dan berjalan bersamanya. Tanpa disadari Kai ada di belakang mereka berdua
sejak Sehun memangil Fleur. Sehun yang merasa aneh mencoba menoleh ke belakang
dan dia mendapati Kai yang sedang menatapnya dengan tajam.
“Uwwo..?!
K..Kai..?” Ucap Sehun kaget yang dibalas senyum evil smirk dari Kai.
“Ah
anu.... ini lho... ada semut di pundak Fleur hehe....” Ucap Sehun yang terbata –
bata.
“Anu...
aku duluan ya Fleur...” Pamit Sehun yang langsung lari ketakutan menuju kelas.
“Apa
maksudnya? Kayak orang mau dibunuh aja kabur gitu.” Ucap Fleur heran. Kai tanpa
berkata apapun langsung menyusul Fleur .
“Lho
Kai?” Tanya Fleur.
“Hmm.”
Jawab Kai singkat. Lalu Kai dan Fleur berjalan menuju kelas bersama. Sesampainya
di kelas Kai mendapati Sehun yang duduk di bangkunya dan hanya menunduk
ketakutan. Anehnya Kai tidak duduk di bangku yang biasanya, yaitu di depan
Sehun, tetapi dia pindah bangku tepat di belakang Sehun.
“Aduh..,
mati aku. Jangan – jangan Kai punya rencana bakal bunuh aku dari belakang nih.”
Gumam Sehun dalam hati. “Ya Tuhan, aku mohon lindungi aku.... aku masih pingin
minum Bubble Tea....” Lanjutnya.
“Kai? Kok
pindah ke belakang?” Tanya Fleur heran.
“Nggak
apa, aku males aja sama mata kuliah pagi ini.” Jawab Kai singkat.
Pelajaran
pun dimulai dan Sehun tambah tegang dibanding tadi pagi hingga mengeluarkan
keringat dingin.tiba – tiba saja Kai menepuk pundak Sehun yang tentu saja membuat
Sehun kaget bukan main.
“WUUAAAHH...!!!!
ampun Kai, jangan bunuh aku, aku masih pingin minum Bubble Tea...!!!” teriak
Sehun yang sontak membuat seisi kelas tertawa.
“Sehun,
kenapa kamu ini? Ini sedang pelajaran.” Tegur Bu BoA.
“Ah maaf
Bu.” Sesal Sehun.
“Kai
juga, ada apa sebenarnya?” Tanya Bu BoA.
“Tidak
ada apa – apa Bu, Saya hanya ingin menyuruh Sehun geser karena papan tulisnya
tertutupi.” Jawab Kai logis.
“Ya
sudah. Kita kembali ke pelajaran.” Ucap Bu BoA.
“Bagus
kalau sadar. Sekali lagi aku lihat kamu berani nggodain Fleur. Mati kau!” Kai
berbisik mengancam Sehun. Sehun pun hanya mengangguk mengiyakan perkataan Kai.
Saat istirahat Sehun langsung lari
keluar kelas. Seperti biasa, Sehun menuju ke kelas Luhan dan Suho. Selain
karena Sehun ingin ke kelas Suho dan Luhan, dia langsung berlari karena takut
pada Kai. Tingkah Sehun yang tidak biasa itu membuat Fleur heran dan membuat
Kai tersenyum evil smirk.
“Ada apa
sih antara kamu dan Sehun?” Tanya Fleur heran.
“Nggak
ada apa – apa.” Jawab Kai singkat.
“Terus
kenapa Sehun ketakutan banget sama kamu?” Tanya Fleur.
“Nggak
tahu.” Jawab Kai singkat.
“Hmm ya
udah ayo ke kantin.” Ajak Fleur. Tanpa berkata apapun Kai langsung menggandeng
tangan Fleur dan pergi ke kantin bersama.
Sementara itu saat Sehun menusul
Luhan dan Suho ternyata pelajaran mereka belum selesai. Sama seperti akhir –
akhir ini, Sehun menunggu kedua temannya itu dengan menempel pada pintu kelas
yang terbuka dengan bibir cemberut.
“Kamu
yang di pintu, nggak ada bosennya apa nempel di situ setiap hari?” tegur Pak
Kangta, dosen Luhan dan Suho.
“Yaelah
Pak, kan Saya disini nggak merugikan Bapak.” Jawab Sehun.
“Siapa
bilang kamu nggak merugikan? Kamu mengganggu pelajaran Saya.” Ucap Pak Kangta.
“Yaaahh
Pak, Saya kan nggak berisik.” Ucap Sehun.
“Tapi
kamu mengganggu konsentrasi mahasiswa di kelas ini. Sana pergi!” Usir Pak
Kangta.
Sehun
pun semakin cemberut dan terdiam sejenak, lalu.....
“PAK..!!!!”
Teriak Sehun.
“Apa
sih? Bikin orang kaget aja.” Jawab Pak Kangta.
“Di wajah
Bapak...., itu..... ada.....” Ucap Sehun sambil menunjuk ke arah wajah Pak
Kangta.
“Wajah
Saya? Ada apa di wajah Saya?” Tanya Pak Kangta yang mulai panik.
“Itu
Pak, ya ampun..., itu lo Pak...” Jawab Sehun yang mulai ngotot.
“Iya
apa? Jangan buat orang panik.” Ucap Pak Kangta yang semakin panik.
“Di
wajah Bapak ada seberkas ketampanan... hehe....” Ucap Sehun dengan tertawa yang
membuat orang sebal. Pak Kangta langsung berwajah poker face dan berjalan ke
arah Sehun lalu memukul Sehun tepat di kepalanya dengan kamus yang tebalnya
nggak main – main.
“Aduh
Pak..!!! kan sakit....” keluh Sehun sambil mengusap – usap kepalanya.
“Itu baru
sedikit hukuman dari Saya, jangan main - main sama orang yang lebih tua.” Ucap
Pak Kangta yang lalu menutup pintu kelas. Sehun pun lalu duduk di lantai
bersandar pada pintu kelas Luhan dan Suho dengan memanyunkan bibirnya. Tiba –
tiba pintu kelas terbuka yang tentu saja membuat Sehun jatuh tertidur. Dan yang
membuka pintu saat itu adalah Pak Kangta.
“Uwooo..!!”
Ucap Sehun kaget.
“Eh
Bapak cakep, hehe.....” Lanjut Sehun saat melihat Pak Kangta. Sehun pun
langsung beranjak dan membersihkan debu pada lantai yang akan dilewati Pak
Kangta dengan tangannya dan meniupnya.
“Silahkan
bapak cakep.... hehe....” Ucap Sehun sambil mempersilahkan Pak Kangta lewat. Pak
Kangta menatap sinis Sehun lalu melewati Sehun begitu saja. Setelah Pak Kangta
lewat Sehun langsung berdiri.
“Haduh,
emank orang tua zaman sekarang, susah banget dirayunya.” Keluh Sehun.
“Sehunnie...”
Sapa Luhan yang sedang menghampiri Sehun bersama Suho.
“Ah,
lama banget sih. Kan Thehun cape nunggu na....” Keluh Sehun dengan mengimut –
imutkan suara sambil memanyunkan bibirnya.
“Maaf,
tahu sendiri kan Pak Kangta orangnya gimana.” Jawab Luhan.
“Hitung –
hitung latihan sabar.” Lanjut Suho.
“Tahu
ah, sekarang ayo ke kantin. My Baby Bubble Tea udah panggil – paggil nih dari
tadi.” Ucap Sehun.
“Segitu
sukanya apa ya sama Bubble Tea? Sampe – sampe di panggil Baby.” Ucap Luhan.
“Haha
biarin aja, semenjak patah hati Sehun kan pacaran sama Bubble Tea.” Ucap Suho.
“Haha
bener juga tuh.” Sahut Luhan.
“Aduh,
jangan bikin Thehun tambah bete deh.” Ucap Sehun.
“Haha
iya – iya, aku traktir deh.” Ucap Suho.
“Beneran?”
Tanya Sehun.
“Iya,
sebagai permohonan maaf.” Jawab Suho.
“Yehet,
gitu donk... Sehun tunggu di kantin ya.” Ucap Sehun.
“Lho
emanknya kita kesana nggak bareng?” Tanya Luhan yang belum sempat terjawab
karena ditingal Sehun lari duluan ke kantin.
“Aigooo,
tuh anak kebangetan ya.” Ucap Luhan yang dibalas senyum dari Suho. Lalu mereka
berdua pun menyusul Sehun ke kantin.
Sesampainya di kantin Sehun langsung
memesan ini dan itu sesukanya. Karena dia beranggapan ‘Selagi ada yang traktir
pesan aja sesuka hati’.
“Bu,
Bubble Tea yang rasa coklat pesen 3, chicken 3 paket, sama burgernya 3. Hmmmm
sama apa lgi ya?” Ucap Sehun
“Udah
itu aja.” Lanjut Sehun lalu Luhan dan Suho menghampiri Sehun.
“Apa?
Banyak amat. Kamu pesen buat kita bertiga?” Tanya Suho.
“Hm? Ya
nggaklah, kalian pesen aja sendiri. Yang barusan itu buat aku semua.” Jawab
Sehun.
“Oh ya
Bu, yang bayar Abang yang cakep ini nih.” Ucap Sehun sambil memegang pundak
Suho.
“Ya
udah, aku duduk duluan ya.” Lanjut Sehun lalu pergi mencari tempat duduk sambil
membawa semua pesannannya.
“Ya
ampun.... dia itu dicuekin kasihan tapi dikasihani ngelunjak.” Keluh Suho.
“Haha
yang sabar.” Ucap Luhan yang dibalas nafas panjang dari Suho.
“Ya udah
cepet bayar tuh terus susulin Sehun.” Ajak Luhan.
“Iya.”
Jawab Suho. Mereka berdua lalu menyusul Sehun.
Sehun yang pada saat itu asik dengan
makanannya tiba – tiba melihat Fleur yang kebetulan sedang makan di kantin juga
dan melambai ke arahnya. Tentu aja Sehun membalas lambaian tangan dari Fleur
sambil snyam – senyum sendiri.
“Kai.”
Panggil Fleur.
“Hm,
Kai? Perasaan namaku Sehun deh.....” Gumam Sehun. Tanpa dia sadari tiba – tiba
Kai muncul dari belakangnya dan menghampiri Fleur.
“OMG..!!!
gawat nih......” Gumam Sehun begitu mengetahui bahwa lambaian tangan dari Fleur
aalah untuk Kai, ditambah lagi Kai tahu waktu Sehun membalas lambaian tangan
Fleur.
“Aduh....,
malunya sih nggak apa – apa. Tapi kalo udah ketahuan sama Kai... goodbye My
Baby Bubble Tea.... hiks..hiks....” Gumam Sehun dalam hati.
Ketika
Sehun melihat ke arah Fleur lagi, ternyata Kai dari tadi melihati Sehun dengan
tatapan sinis. Sehun langsung memalingkan pandangannya. Sehun tegang dan
berhenti makan.
“Ada
apa? Kok wajahmu tegang?” Tanya Suho.
“Iya
nih, malah makannya nggak dilanjutin lagi.” Tambah Luhan.
Sehun
hanya terdiam, seperti sedang memikirkan sesuatu yang begitu penting.
“Hei,
Sehun..” Panggil Suho tetapi tetap tidak direspon Sehun.
“Sehunnie..!!”
panggil Luhan lebih keras yang langsung membuyarkan lamunan Sehun.
“Ah?!”
Ucap Sehun kaget,”Apaan sih bikin orang kaget aja?” Lanjutnya.
“Kamu
tuh yang kenapa, malah bengong. Habisin tuh makananmu, udah dibeliin masak mau
dibuang?” Ucap Luhan.
“Iya...
Iya.....” Jawab Sehun,”Kayak mamaku aja, cerewet banget sih....” Lanjut Sehun.
“Apa?
Coba ulangi kamu tadi nomong apa?” Tanya Luhan setelah mendengar perkataan
Sehun.
“Nggak,
Sehun nggak ngomong apa – apa.” Jawab Sehun.
“Jangan
bohong, aku denger tahu. Aku kan cerewet demi kamu juga, salah sendiri pesen
makan banyak amat. Giliran udah kenyang mau dibuang aja gitu? Boros amat sih. Itu
namanya kamu nggak menghargai Suho yang udah beliin semua itu. Nggak malu apa?”
Ucap Luhan panjang lebar. Sehun pun hanya menghela nafas panjang dan Suho
menertawakan tingkah kedua temannya itu.
Tak lama kemudian kantin menjadi
heboh. Para mahasiswa ribut seakan – akan ada orang penting datang. Suho,
Luhan, dan Sehun yang ingin tahu pun mencoba melihat siapakah yang datang. Ketika
terlihat ternyata ada 3 orang mahasisiwi dengan kecantikan yang seperti
bidadari.
“Huwaaa....
cewek – cewek bening.....” Ucap Sehun kagum.
“Iya
nih, perasaan di kampus ini aku nggak pernah lihat mahasiswi secantik itu.” Lanjut
Suho.
“Mungkin
mereka cantik, tapi hatinya belum tentu kan?” Ucap Luhan.
“Aduh...
nggak usah sok suci deh, bilang aja situ juga naksir.” Sahut Sehun.
“Kan aku
cuma ngingetin, terserah kalo nggak mau didenger, lagian kalo ucapanku bener
kan yang rugi juga kalian.” Ucap Luhan.
“Iya
juga sih, omongan Luhan ada benernya.” Ucap Suho.
“Tuh
kan, emank Sehun aja nih yang bodonya minta ampun.” Sahut Luhan.
“Au ah,
terserah mau ngomong apa.” Ucap Sehun yang sama sekali tak melihat pada Luhan
dan fokus pada ketiga mahasiswa yang semakin mendekat ke arahnya.
“Kalo
ngomong itu liat orang yang diajak ngomong donk, nggak sopan banget sih.” Ucap
Luhan yang mulai sebal dengan Sehun.
“Wah
lewat sini tuh.....” Ucap Sehun ketika ketiga mahasiswa itu menghampirinya.
“Cewek....”
Rayu Sehun, tetapi malangnya ketiga mahasiswa itu tidak datang padanya dan
terus berjalan melewati Sehun dkk.
“Haha,
rasain tuh, salahnya jangan nyuekin orang kalo nggak mau dicuekin.” Ucap Luhan
puas.
“Iya
cowok cakep.... :3” Jawab Tiffany dengan senyuman cantiknya.
“Huwaaaa......
salamku di bales, hahaha. Tuh liat tuh, haha....” Ucap Sehun dengan sangat
bahagia dan mengejek Luhan.
Ketiga mahasiswi itu berhenti tepat
di samping meja Kai dan Fleur.
“Oooh
jadi ini yang namanya Kai. Kirain orangnya gimana sampai – sampai kita bertiga
yang disuruh turun tangan. Sampah kayak gini mah dibuang aja jauh – jauh.” Ejek
Yuri pada Kai. Fleur sempat menoleh pada Yuri tapi dia kembali menatap Kai.
“Siapa?”
Tanya Fleur pada Kai yang hanya dibalas Kai dengan mengangkat pundaknya.
“Heh,
jangan pura – pura bego deh. Bisu apa yah?” Ejek Yuri lagi.
“Maaf,
bisa lebih sopan sedikit nggak?” Sahut Fleur.
“Nggak
usah ikut campur! Ini bukan urusanmu..!!” Bentak Yuri pada Fleur. Tanpa berkata
apapun Kai langsung menarik tangan Fleur dan pergi.
“Lho Kai
mau kemana? Kan orang ini masih ngobrol sama kita.” Ucap Fleur.
“Hah? Itu
orang? Kirain setan lagi kalap.” Ejek Kai santai denan tersenyum sinis lalu
pergi bersama Fleur.
“Huh,
berani banget mantan vampir belagu itu. Lihat aja, hidupmu bakal berantakan.”
Ucap Yuri.
“Mangkannya
jangan suka ngehakimi orang kalo nggak mau dihakimi, belagu sih....” Ucap
Tiffany.
“Apa? Bisa
diulangi?” Tanya Yuri.
“Haduh....
Kan capek ngulang – ngulang terus, Yuri nggak denger apa ya?” Ucap Tiffany
dengan kepolosannya.
“Oh
maaf, Yuri denger kok tapi cuma mau mastiin aja.” Ucap Yuri dengan menahan
emosinya.
“Hm ok,
Tiffany ulang ya, mangkannya jangan suka ngehakimi orang kalo nggak mau dihakimi.
Udah kan?” Jelas Tiffany.
“Oh
makasih Tiffany yang cantik.” Ucap Yuri.
“Waahh
Yuri muji aku cantik. Iya sama – sama Yuri...” Balas Tiffany dengan senang. Yuri
tersenyum sekali lalu pegi dengan menabrakkan pundaknya ke pundak Tiffany
sehingga Tiffany berputar 180°.
“Omo.?!”
Ucap Tiffany kaget.
“Yuri....!!!!
aku pikir kamu bakalan jadi baik....!!” Teriak Tiffany.
“Sudah
jangan bikin malu teriak – teriak gitu, ayo ikuti Yuri.” Ucap Jessica lirih
lalu mengikuti Yuri.
“Iiiihhh,
sebel deh.” Rengek Tiffany lalu mengikuti Yuri dan Jessica.
Yuri
tetap berjalan menuju ruang para dosen dengan diikuti Jessica dan Tiffany.
“Yuri,
kita mau kemana?” Tanya Jessica lirih.
“Iya
nih, capek tahu. Nanti kalo kaki Tiffany pegel – pegel gimana?” Tambah Tiffany.
“Diem! Jangan
buat aku tambah pusing.” Bentak Yuri.
“Kalian,
hipnotis semua dosen ataupun karyawan di kampus ini. Buat mereka semua mematuhi
apapun yang kita katakan.” Perintah Yuri.
“Baik...”
Jawab Jessica lirih.
“Buat
apa? Bikin capek aja sih.” Ucap Tiffany.
“Kalo
aku bilang kerjain ya kerjain! Ini nih yang paling aku benci kao ditugasin sama
kamu!!” bentak Yuri pada Tiffany.
“Maaf......”
Sesal Tiffany.
“Ya udah
cepetan sana!” Perintah Yuri.
“Iya
iya.” Jawab Tiffany. Lalu mereka bertiga segera menghipnotis para dosen dan
karyawan kampus.
“Kalian
semua, aku perintahkan untuk mengadakan Prom Night tepat besok malam. Entah
bagaimana caranya, jika tidak, kami bangsa vampir akan menghisap darah kalian
semua!!” Perintah Yuri pada para dosen dan karyawan yang telah dihipnotis.
“Baik....”
Jawab para karyawan dan dosen yang telah terhipnotis. Setelah menyelesaikan
urusnanya Yuri, Tiffany, dan Jessica segera keluar dari ruangan para dosen.
“Yuri....
apa yang kau rencanakan....?” Tanya Jessica lirih.
“Besok
saat Prom Night kita hipnotis seluruh mahasiswa yang datang, kita pengaruhi
mereka untuk melenyapkan Kai, bersama gadis yang menyebalkan itu.” Jelas Yuri.
“Bagaimana
caranya.....?” Tanya Jessica lagi.
“Kita
mengisi acara saat Prom Night, dan saat itu juga kita hipnotis mereka.” Jawab
Yuri.
“Waaahh...
Yuri pintar ya.” Puji Tiffany.
“Biasa
aja kali, kamu aja yang bego.” Ucap Yuri.
“Tuh
kan, Yuri kenapa sih? Padahal aku udah baik – baikin tapi marah mulu, coba kalo
sama Jessica biasa – biasa aja.” Protes Tiffany.
Tanpa
mereka bertiga sadari, sejak mereka di kanntin telah dibuntuti oleh 4 ekor
kelelawar. Kelelawar itu lalu pergi dan menuju ke perpustakaan kota, masuk
melalui jendela yang terbuka dan berubah menjadi vampir.
“Bagaimana?”
Tanya Xiu.
“Ketiga
vampir utusan Kris menghipnotis seluruh dosen dan karyawan kampus untuk
mengadakan Prom Night tepat besok malam, saat semua mahasiswa berkumpul ketiga
vampir itu akan menghipnotis dan memerintahkan mereka untuk menghabisi Kai juga
gadis yang selalu bersama Kai.” Jelas salah satu vampir tersebut.
“Begitu
ya...?” ucap Xiu yang terdiam sejenak.
“Kalau
begitu kalian berempat kutugaskan untuk mematahkan hipnotis ketiga vampir itu,
buat para mahasiswa atau siapapun yang datang ke Prom Night tetap di tempat. Juga
ajak Kai dan Fleur ke atap kampus agar tetap aman. Akan kuutus Sang kakek
mengawasi Kai di atap. Kalian mengerti?” perintah Xiu.
“Maaf,
Fleur itu....” Ucap salah satu vampir.
“Ah maaf
aku lupa kalau kalian tidak tahu namanya, maksudku gadis yang selalu bersama
Kai.” Ucap Xiu.
“Ooh
jadi gadis itu ya, baik Tuan Xiu.” Jawab salah satu vampir tersebut.
“Iya,
gadis itu bernama Fleur. Baiklah, aku percayakan pada kalian vampir Baekhyun,
D.O., Chen, dan Lay.” Ucap Xiu.
“Baik Tuan.” Jawab keempat vampir itu kompak.
Besok malam saat Prom Night
berlangsung di halaman sekolah yang seperti di sulap menjadi tempat dimana para
pemuda bersaing untuk mendapatkan gelar King dan Queen. Terlihat Fleur mengenakan
mini dress berwarna putih yang membuatnya terlihat seperti bidadari yang sedang
mencari pangerannya, Kai.
“Duh....
Kai dimana sih?” Gumam Fleur dalam hati.
“Cari
siapa?” Ucap seorang laki – laki dari belakang Fleur, dia pun langsung menoleh
dan ternyata laki – laki itu adalah Kai.
“Kai..?!”
Ucap Fleur yang dibalas senyuman dari Kai.
“Cantik.”
Ucap Kai.
“Hmm?
Cantik? Siapa?” Tanya Fleur yang hanya dibalas Kai dengan senyuman.
“Lho kok
malah senyum? Emanknya ada yang lucu?” Tanya Fleur.
“Ada.”
Jawab Kai.
“Apa?”
tanya Fleur.
“Pacarku.”
Jawab Kai.
“Hmmm?
Pacarmu? Kan pacarmu aku.” Ucap Fleur yang dibalas dengan anggukan dari Kai.
“Du~uh....
kalo ngomong yang jelas kenapa? Ngomong kok hemat banget sih kayak belanja aja.”
Protes Fleur. Kai hanya melihatnya sekali lalu tersenyum kembali. Tiba – tiba
ada empat laki – laki tampan yang memakai setean jas menghampiri Kai dan Fleur
lalu berlutut.
“Tuan
Kai, kami utusan dari Tuan Xiu. Tuan Xiu meminta agar Tuan Kai dan Nona Fleur
untuk mengamankan diri ke atap karena Tuan Kai berada dalam bahaya sekarang. Di
atap Tuan Kai telah ditunggu Sang Kakek tangan kanan Tuan Xiu.” Jelas D.O..
“Berdirilah.”
Ucap Kai.
“Tapi
Tuan....” Ucap D.O..
“Aku
bilang berdiri ya berdiri.” Ucap Kai lalu keempat vampir itu langsung berdiri
dengan sedikit bingung.
“Cepat
antar aku.” Perintah Kai.
“Baik
Tuan.” Jawab keempat vampir itu kompak. Kai dan Fleur diantar oleh keempat
vampir itu menuju atap kampus dan disana Sang Kakek telah menunggu mereka
berdua.
“Saya
telah menunggu Anda Tuan Kai dan Nona Fleur.” Ucap Sang Kakek.
“Ada
apa?” Tanya Kai.
“Utusan
Kris sedang mngincar Anda Tuan, jadi kami diperintahkan Tuan Xiu untuk menjaga
Anda.” Jelas Sang Kakek.
“Kenapa
bukan Xiu sendiri?” Tanya Kai.
“Maafkan
Saya Tuan, untuk masalah itu Saya tidak tahu.” Jawab Sang Kakek. Kai pun
langsung memasang wajah marah dan langsung menuju pagar atap.
“Kami
pergi dulu.” Pamit Baekhyun pada Sang Kakek.
“Ya,
laksanakan tugas kalian.” Ucap Sang Kakek.
“Baik.”
Jawab keempat vampir itu kompak lalu menghilang menjadi asap.
Fleur
yang mengetahui jika Kai sedang marah pun hanya diam menemaninya. Sang Kakek
juga terlihat sedih begitu melihat Kai seperti itu. Tapi Sang Kakek tak bisa
melakukan apa – apa dan hanya terdiam menjaga mereka berdua.
Sementara itu di acara Prom Night
terlihat Yuri, Jessica, dan Tiffany yang mengenakan mini dress hitam, bagaikan
putri utusan dari neraka. Mereka pun segera tampil di atas panggung dan
menghipnotis seluruh mahasiswa yang ada. Tetapi ketika Yuri akan memerintahkan
mereka, Yuri dihentikan oleh Baekhyun.
“Maaf,
durasi kalian tampil sudah habis, sekarang giliran kami.” Ucap Baekhyun.
“Apa?!”
Ucap Yuri kaget karena Baekhyun, D.O., Chen dan Lay tak terkena hipnotis.
“Haduh
Non, durasinya habis sekarang giliran kami tampil.” Ucap Chen.
“Cih,
ayo kita minggir dulu.” Ajak Yuri pada Jessica dan Tiffany.
“Tapi
Yuri....” Ucap Tiffany.
“Sudahlah
ayo....” Ucap Jessica. Mereka bertiga pun langsung menuju belakang panggung. Sementara
Baekhyun, Chen, D.O., dan Lay menghapus hipnotis para mahasiswa, mereka
berempat melindungi para mahasiswa tersebut dengan kekuatan mereka agar tak
bisa terhipnotis lagi.
“Yuri....
ini aneh, kok mereka bisa – bisanya masih sadar gitu?” Tanya Tiffany.
“Diem!
Ini juga lagi mikir tahu.” Jawab Yuri.
“Maaf....”
Sesal Tiffany.
“Mungkin
saja mereka bukan manusia.....” Ucap Jessica lirih.
“Hah? Mana
mungkin, di dunia manusia ya adanya manusialah.” Ucap Tiffany.
“Eh
bego, trus kita itu apa?” Ejek Yuri.
“Vampirlah....,
gimana sih Yuri. Masa lupa?” Ucap Yuri.
“Terus
kita sekarang dimana?” Tanya Yuri.
“Di
dunia manusialah, aduh.... Yuri ini pikun ya.” Jawab Tiffany.
“Apa di
dunia manusia cuma ada manusia hah?” Tanya Yuri mulai geram.
“Hahaha
ya jelas – jelas cuma ada manusi......” Ucap Tiffany yang lansung berhenti dan
memikirkan sesuatu.
“Kenap
berhenti? Ayo lanjutin.” Ucap Yuri.
“Iya ya,
kita kan vampir tapi di dunia manusia hehe...., maaf Yuri, Tiffany khilaf.”
Ucap Tiffany. Yuri pun tersenyum sejenak.
“Mangkannya
kalo ngomong itu dipikir dulu..!!” Bentak Yuri.
“Iya
iya, kan Tiffany udah minta maaf.....” Sesal Tiffany.
“Sudahlah
Yuri, tahan emosimu, sekarang ini ada yang lebih penting........” Ucap Jessica
yang dibalas Yuri dengan nafas panjang.
“Oke,
sekarang coba kita tes keempat orang itu.” Ajak Yuri. Tiba – tiba terdengar
suara sorakan dari para mahasiswa.
“Tunggu
Yuri......” Ucap Jessica yang membuat Yuri langsung berhenti.
“Ada
apa?” Tanya Yuri.
“Apa
Yuri tidak mendengar suara sorakan
barusan?” Tanya Jessica lirih.
“Ya
dengarlah.” Jawab Yuri.
“Apa
Yuri lupa? Bukankah seharusnya mereka dalam keadaan terhipnotis.....?” Ucap
Jessica lirih yang langsung membuat Yuri kesal.
“Cih,
jadi mereka benar – benar bukan manusia. Sialan!” Ucap Yuri kesal yang lalu
langsung berlari menghampiri keempat vampir utusan Xiu ke atas panggung diikuti
Jessica dan Tiffany.
“Hei
kalian, berani – beraninya mencampuri urusan kami..!!” Bentak Yuri.
“Wah
wah, baru sadar ya Non?” Ucap Chen denga sedikit menghina.
“Jangan
main – main..!!” Bentak Yuri lagi.
“Lho? Siapa
yang main? Kita lagi tampil kan?” Ucap Lay dengan polosnya.
“Udah
deh kamu diem aja, ntar Non yang disana tambah kalap lho.” Ucap Baekhyun pada
Lay.
“Kok
bisa? Kan aku cuma tanya. Memangnya kalo tanya bisa buatorang kalap ya?” Tanya
Lay lagi.
“Hmmmm....,
mau dijawab nggak?” Tanya Baekhyun kembali.
“Ya,
mau.” Jawab Lay.
“Tapi
ada syaratnya.” Ucap Baekhyun.
“Apa
syaratnya?” Tanya Lay.
“Berantem
dulu yuk.” Jawab Baekhyun.
“Heh
kalian berdua, nggak usah pake bisik – bisik segala deh.” Ucap Yuri.
“Kalian
bukan manusia kan?!” Tanya Yuri.
“Non
sendiri apaan? Setan? Dari tadi kalap mulu.” Ucap Chen.
“Diem
ya!! Nggak usah ikut campur.” Ucap Yuri mulai kesal.
“Lho? Kan
Non duluan yang nanya, ya Saya jawab.” Ucap Chen.
“Chen.” Panggil
Baekhyun.
“Bisa
nggak, jangan membuang korek api yang menyala ke dalam minyak tanah?” Tanya
Baekhyun.
“Hah?
Korek api? Minyak tanah? Mana sih?” Tanya Lay.
“Duh..!!
Udahlah Lay kamu diem aja, bikin orang emosi aja.” Ucap Baekhyun.
“Haha
yang sabar.” Ucap Chen.
“Kalian
jangan bercanda, ini situasi serius tahu!!! Siapa sebenarnya kalian?!!” Teriak
Yuri.
“Maaf,
biasanya orang kalau mau tanya itu bersikap sopan. Tidak seperti Anda.” Sela
D.O..
“Hah? Apa?
Nggak salah denger nih? Sopan? Jelas – jelas kalian yang nggak sopan udah
lancang ikut campur urusan kami.!!!” Ucap Yuri.
“Baiklah
jika begitu, bisa tidak jangan seperti itu? Kita sedang dihadapan para manusia.”
Ucap D.O..
“Peduli
amat, jadi bener ya kalian itu vampir..?” Tanya Yuri.
“Anda
sendiri juga vampir kan?” Ucap D.O..
Seketika
itu para mahasiswa langsung heboh dengan pernyataan Yuri dan D.O., Yuri yang
merasa terganggu dengan suara itu langsung mengeluarkan kekuatan untuk
menyerang para mahasiswa yang ada. Tetapi itu terhalang oleh pelindung yang
telah dipasang oleh Lay sebelumnya.
“Apa?!”
Ucap Yuri kaget.
“Haha
mangkannya Non jangan sombong dulu, tuh buktinya serangannya kagak mempan.”
Ejek Chen.
“Ya
ampun Chen...., diem napa.” Ucap Baekhyun.
“Bentar,
lagi asik nih.. hehe.” Ucap Chen.
“Sudahlah
Chen, sekarang seriuslah.” Ucap D.O..
“Aahhh
nggak asik nih.” Keluh Chen.
“Haha
rasain tuh.” Ejek Baekhyun.
“Apaaan
sih? Sirik aja.” Ucap Chen.
“Chen
sekarang kita harus serius, nanti main – mainnya.” Ucap D.O..
“Iya
sekarang serius. Nanti kalo mau main aku temenin.” Sela Lay.
“Emank
gua cowok apaan? Gaya bicaramu kayak om – om tahu gak?” Ucap Chen.
“Sudah
hentikan bercandanya, sekarang Lay tetap lindungi para mahasiswa itu, jangan
sampai mereka terluka sedikitpun.” Perintah D.O..
“Ok
siap.” Jawab Lay yang langsung pergi ke gerumbulan para mahasiswa.
“Baekhyun
dan Chen bantu aku menghadapi ketiga vampir ini.” Perintah D.O..
“Siap.” Jawab
Baekhyun.
“Ok,
tapi aku yang tengah, yang paling berisik dari tadi nih.” Pinta Chen.
“Terserah.
Baekhyun kau lawan yang rambutnya hitam itu, yang ini biar aku yang lawan.”
Ucap D.O..
“Ok.” Jawab
Baekhyun.
“Iiihh
masa cowok ngelawan cewek sih?” Protes Tiffany pada Baekhyun.
“Maaf
ya, kalo udah masalah gini aku nggak peduli cowok atau cewek.” Jawab Baekhyun.
“Jahat
banget sih, padahal cakep.” Ucap Tiffany.
“Anggap
saja kau melawan laki – laki, keluarkan seluruh kekuatanmu......” Ucap Jessica
pada D.O..
“Baik,
jika kau yang minta aku nggak akan sungkan – sungkan.” Jawab D.O..
“Hei Non...”
Goda Chen pada Yuri.
“Jangan
bercanda!! Hadapi aku sekarang!” Bentak Yuri.
“Haha ok
ok, memang Non ini nggak bisa sabar ya.” Ucap Chen.
Baekhyun, Chen, D.O., Lay berubah
menjadi vampir diikuti Yuri, Jessica, dan Tiffany. Mereka berenam memulai pertarungan
satu sama lain. Tentu saja kejadian itu membuat para mahasiswa heboh. Banyak
mahasiswa yang ingin kabur tetapi terhalangi oleh pelindung ang dipasang oleh
Lay. Dan Trio Flower Boy pun ikut larut dalam kehebohan itu.
“Kenapa
semua pada takut ya? Kan udah aku pasangi pelindung.” Ucap Lay yang pada saat
itu berada di gerombolan mahasiswa yang kebetulan berdekatan dengan Trio Flower
Boy.
“Jelas
aja kami heboh, kan ini mengancam nyawa.” Jawab Sehun.
“Oh gitu
ya.” Ucap Lay.
“Sejak
kapan kalian akrab?” Tanya Suho.
“Ah
nggak, orang ini cuma numpang tanya kok.” Jawab Sehun.
“Memangnya
itu orang ya?” Tanya Luhan.
“Ya
oranglah, jangan ngajak bercana deh.”
Ucap Sehun.
“Coba
kamu lihat.” Ucap Suho.
“Haduh
ngapain sih nganggur banget, dia ini kan manusi.....” Ucap Sehun yang terhenti
ketika melihat sosok asli Lay yang sebenarmya adalah vampir.
“Wuuuaaahhh!!!!”
Teriak Sehun.
“Lho?
Kenapa teriak – teriak?” Tanya Lay polos.
“Pake
tanya lagi, ya jelaslah kaget. Secara ada vampir di sebelahku.” Jawab Sehun.
“Kan aku
udah disini dari tadi.” Ucap Lay.
“Tahu
ah, nggak ngisep darah kan?” Tanya Sehun.
“Kalo
ditawari boleh kok hehe....” Ucap Lay.
“Malah
ketawa, serem tahu taringnya keliatan noh..!!” Teriak Sehun.
“Haha
maaf maaf.” Ucap Lay.
“Udah
dibilangin jangan ketawa kok.” Ucap Sehun yang langsung bersembunyi di belakang
Suho dan Luhan. Lay pun masih terus tersenyum sambil menunjukan taringnya.
“Maaf
jika aku lancang, apakah ini ada hubungannya dengan Kai?” Tanya Suho.
“Kalian
mengenal Tuan Muda Kai?” Tanya Lay kembali.
“Tuan
Muda? Ya kami mengenal Kai.” Jawab Suho dengan sedikit bingung.
“Iya
beliau adalah Tuan Muda kami.” Jawab Lay.
“Lalu
ada apa sebenarnya?” Tanya Suho lagi.
“Maaf
Saya tidak bisa cerita secara detail, tetapi kami diutus oleh Tuan Muda Xiu,
kakak dari Tuan Muda Kai untuk melindunginya. Karena nyawa Tuan Muda Kai dalam
bahaya.” Jelas Lay.
“Dalam
bahaya? Maksudnya?” Tanya Suho.
“Ketiga
vampir perempuan di depan adalah utusan dari Raja Vampir yang ingin
menghancurkan Kai.” Jawab Lay.
“Kenapa
seperti itu? Apa salah Kai?” Sela Luhan.
“Maaf
Saya tidak bisa cerita lebih jauh lagi.” Jawab Lay.
“Terus
Kai sekarang dimana?” Tanya Sehun dengan masih bersembunyi di belakang kedua
temannya itu.
“Tuan Muda Kai dan Nona Fleur sudah kami amankan di atap dengan dijaga oleh tangan kanan Tuan Muda Xiu.” Jelas Lay.
“Tuan Muda Kai dan Nona Fleur sudah kami amankan di atap dengan dijaga oleh tangan kanan Tuan Muda Xiu.” Jelas Lay.
Tiba – tiba terdengar sorakan dari
para mahasiswa itu yang membuat Trio Flower Boy dan Lay bingung.
“Ada apa
sih?” Tanya Sehun.
“Gimana
sih kamu ini, lihat tuh di panggung.” Sahut salah satu mahasiswa yang mendengar
pertanyaan Sehun. Sehun pun langsung melihat ke arah panggung dan....
“Suho!
Luhan! Lli, li, lihat tuh di atas panggung....!!” Teriak Sehun.
“Apaan
sih?” Tanya Luhan.
“Udah
cepet lihat, buruan.” Jawab Sehun.
“Ada
apa?” Tanya Lay.
“Coba
lihatlah ke arah panggung.” Jawab Suho.
Ketika
mereka melihat ke arah panggung, mereka mendapati Yuri, Jessica, Tiffany yang
telah sekarat terbaring di atas panggung. Baekhyun, Chen, dan D.O. juga
terlihat kelelahan menghadapi ketiga vampir perempuan itu. Dan juga darah
berserakan di atas panggung.
“Ya
ampun, tega banget cowok – cowok itu....” Ucap Luhan.
“Hiii
ngeri deh lihatnya.” Ucap Sehun.
“Kalo
ngeri ya ngak usah dilihatin terus – terusanlah.” Ucap Suho.
“Terserah
aku, kan aku kepo.” Ucap Sehun.
“Bagus
teman – teman, kalian telah berjuang keras.” Ucap Lay.
“Kok
malah seneng sih? Udah tahu ada pertumpahan darah.” Protes Luhan pada Lay.
“Wajar
jika aku senang karena ketiga vampir perempuan itu membahayakan nyawa Tuan Muda
Kai dan Nona Fleur.” Jawab Lay.
“Hah? Apa?
Fleur? Kok Fleur jadi ikut – ikutan sih?” Protes Sehun.
“Tentu
saja, karena Nona Fleur sangat berarti bagi Tuan Muda Kai, dan juga Nona
Fleurlah yang telah merubah Tuan Muda Kai menjai manusia.” Jelas Lay yang
membuat Sehun lalu termenung.
“Sudah,
jangan terlalu dipikirkan. Fleur pasti baik – baik saja, kita percayakan pada
mereka.” Ucap Suho sambil memegang pundak Sehun.
Seketika itu langit menjadi mendung
dan terdengar petir yang saling bersahutan dan asap mengepul, dari asap itulah
muncul Sang Raja Vampir, Kris.
“Dasar!!
Vampir – vampir tak becus..!!!” Teriak Kris yang langsung melenyapkan Yuri,
Jessica, dan Tiffany secara tragis.
“Jadi
kalian bertiga ya yang berani ikut campur urusanku hah ??!!!!” Teriak Kris pada
Baekhyun, Chen, dan D.O. yang pada saat itu sedang duduk tak berdaya setelah
melawan ketiga vampir utusannya.
“Jawab!!
Apa kalian bisu??!!” Teriak Kris tetapi tetap tak dijawab.
“Dasar!!!”
Teriak Kris dengan mengeluarkan serangan kepada Baekhyun, Chen, dan D.O. tetapi
ditangkis oleh D.O..
“Hah...hah....,
ya..., ka..kami... yang mengalahkan..... utusanmu.....” Jawab D.O. dengan
memaksakan diri untuk berdiri.
“Hoo,
masih bisa berdiri rupanya. Baiklah, aku tak sudi berlama – lama berbicara
dengan kalian. Dimana kalain sembunyikan Kai?” Ucap Kris.
“Tak
akan kujawab.” Jawab D.O. tegas.
“Berani
sekali kau, sekali lagi kutanya. Dimana kalian sembunyikan Kai?” Ucap Kris.
“Sudah
kubilang tak akan ku beritahu kan.” Jawab D.O..
“Hmmm
berani membantah ya, rasakan ini!!.” Teriak Kris sambil menyerang D.O., untuk
kali ini D.O. sudah kehabisan tenaga dan dia terpental hingga memuntahkan darah
yang sangat banyak.
“Hahahaha
itu akibatnya jika berani membantahku.” Ucap Kris.
“D.O...!!!!”
Teriak Lay yang berada di antara para mahasiswa.
“Bodoh! Kau
diamlah.” Ucap D.O. pada Lay.
“Tunggu
sebentar aku akan menyembuhkanmu!!” Teriak Lay.
“Sudahlah
Lay!! Apa kau lupa tugasmu? Kau harus melindungi mereka semua. Jangan pedulikan
aku, ini bentuk pengabdianku untuk Tuan Muda Xiu.” Ucap D.O..
“Tapi.....”
Ucap Lay.
“Hooo masih
bisa bicara ya...” Ucap Kris yang langsung menyerang D.O. hingga tak bernyawa.
“D.O.!!!!”
Teriak Lay.
“Hahaha
rasakan itu!!” Teriak Kris.
“Kau.....
beraninya kau membunuh teman kami...!!!” Teriak Chen sambil berusaha untuk
berdiri.
“Wah
masih kuat rupanya, padahal aku tak tertarik dengan yang lemah – lemah, tapi
karena kau mengganggu kubunuh saja sekalian.” Ucap Kris yang langsung menyerang
Chen hingga keadaannya sama seperti D.O..
“Wah...
yang ini lemah sekali, baru sekali serang langsung mati, nggak berguna!!” Ucap
Kris.
“Tarik
ucapanmu.” Ucap Baekhyun sambil beranjak berdiri.
“Apa? Kau
bilang sesuatu?” Ucap Kris.
“Apa kau
tuli hah? Kubilang tarik kembali ucapanmu!!!” Teriak Baekhyun.
“Beraninya
kau menghinaku tuli hah??!!! Apa kau ingi nasibmu seperti kedua temanmu??!!!”
Teriak Kris geram.
“Aku tak
peduli.” Jawab Baekhyun.
“Sudah
lemah saja belagu!!!” Teriak Kris yang langsung menyerang Baekhyun, tetapi
berhasil ditangkis oleh Baekhyun.
“Wah..wah....
masih punya tenaga rupanya.” Ucap Kris dengan menyerang Baekhyun lagi dan
Baekhyun berhasil menangkisnya.
“Kubilang
tarik kembali ucapanmu.” Ucap Baekhyun.
“Dasar
keras kepala!!!” Teriak Kris dengan menyerang Baekhyun untuk yang ketiga
kalinya dan Baekhyun tak bisa menangkisnya. Baekhyun terpental dan memuntahkan
banyak darah.
“Baekhyun..!!!!” Teriak Lay.
“Hahaha
rasakan itu vampir lemah..!!!” Teriak Kris.
“Baekhyun
tunggu sebentar aku akan menyembuhkanmu..!!” Teriak Lay.
“Sudah......
Apa kau lupa kata – kata terakhir dari D.O.? Tetap lakukan tugasmu, kami bertiga
seperti ini karena bentuk pengabdian. Kami percaya padamu Lay, tetaplah hidup
dan jagalah Tuan Muda Kai.” Ucap Baekhyun dengan tersenyum tipis lalu tak lama
setelah itu dia menutup matanya untuk selama – lamanya.
“Baekhyun.....,
Chen......, D.O........ Kenapa kalian meninggalkanku sendirian....?” Ucap Lay
yang sangat terpukul.
“Aku
tahu perasaanmu, tetapi ketiga temanmu telah mempercayaimu. Kau pasti bisa,
tetaplah hidup dan melakukan apa yang dikatakan temanmu untuk terakhir kalinya
tadi.” Ucap Suho dengan memegang pundak Lay.
“Apa aku
bisa......?” Tanya Lay yang mulai putus asa.
“Tentu
saja kau bisa. Jangan buat ketiga temanmu kecewa, lakukanlah pesan terakhir
dari temanmu. Karena hanya ini yang bisa membuat mereka tenang.” Ucap Suho.
“Baiklah,
aku akan berusaha.” Ucap Lay.
“Sepertinya
ada yang terlewat. Para manusia disini pasti darahnya sangat segar, hahaha...”
Ucap Kris.
“Tidak
akan kubiarkan kau menyentuh mereka sedikitpun..!!!” Teriak Lay.
“Ooo
masih ada vampir yang hidup rupanya. Kau pikir kau bisa menghentikanku hah?!”
Ucap Kris yang lalu menyerang keseluruh mahasiswa yang ada tetapi terhalangi
oleh pelindung yang dipasang Lay.
“Pelindung?
Jadi kau Si Vampir Pelindung dan Penyembuh, Vampir Lay.....” Ucap Kris.
“Iya
benar, akulah vampir Lay.” Ucap Lay.
“Hmm
tapi aku tak peduli.” Ucap Kris yang lalu menyerang pelindung Lay dengan
bertubi – tubi. Lay yang mulai kelelahan karena menahan serangan Kris jatuh
berlutut.
“Hah...
hah.... sial, dia kuat sekali, tenagaku mulai habis.” Ucap Lay dalam hati. Pelindung
yang dipasang oleh Lay pun mulai menghilang.
“Hahaha
jadi kau mulai lemah ya? Ternyata benar kelemahan Vampir Pelindung dan
Penyembuh tidak bisa menggunakan kekuatannya terus menerus.” Ucap Kris.
“Sial.....
aku butuh darah.....” Ucap Lay yang semakin lemah.
“Wuah??
Gimana nih, pelindungnya mulai hilang.” Ucap Sehun khawatir.
“Tenanglah....”
Ucap Luhan.
“Maaf,
apa kau bilang kau butuh darah?” Tanya Suho pada Lay. Lay pun menoleh pada Suho
dan menganggukkan kepalanya.
“Minumlah
darahku.” Ucap Suho.
“Wuapa?!!
Apa kau gila?” Tanya Sehun kaget.
“Ya, aku
gila. Karena hanya dengan cara ini kita bisa selamat.” Ucap Suho. Suho pun
langsung merendah agar Lay bisa menghisap darahnya karena Lay tak punya
kekuatan untuk berdiri.
“Benarkah...?
Tak apa – apa kuhisap darahmu?” Tanya Lay.
“Ya,
cepat lakukan.” Ucap Suho.
“Ahh
Suho kau ini benar – benar gi....” Ucap Sehun yang belum selesai karena dia
kaget melihat Suho dihisap darahnya oleh vampir tepat di hadapannya. Suho
terlihat menahan rasa sakit yang bukan main dan Lay terlihat mulai bertenaga
kembali, pelindung Lay juga semakin kuat dan tebal.
“Apa kau
baik – baik saja?” Tanya Lay.
“Hmmm
yah, sedikit pusing.” Ucap Suho.
“Apa kau
masih membutuhkan darah?” Tanya Suho.
“Sebenarnya
iya, tapi jika kuteruskna kau bisa mati.” Ucap Lay.
“Tak
apa, asal mereka bisa selamat.” Ucap Suho.
“Nggak,
nggak boleh. Suho harus tetap hidup, hisap saja darahku.” Ucap Luhan.
“Tapi
Luhan...” Ucap Suho.
“Udah
nggak apa, aku juga kepingin tampil keren.” Ucap Luhan.
“Kau
hisaplah darahku.” Perintah Luhan pada Lay.
“Benar
tak apa?” Tanya Lay.
“Iya
udah cepetan.” Ucap Luhan.
“Baiklah.”
Jawab Lay yang langsung menancapkan taringnya pada Luhan dan menghisap darah
Luhan.
“Aduh....
nih orang – orang pada gak sayang nyawa apa ya?” Gumam sehun dalam hati.
“Terimakasih
banyak, kalian sangat membantuku.” Ucap Lay.
“Tidak
juga, ini juga demi para mahasiswa yang lain.” Ucap Suho.
“Luhan
kau tak apa?” Tanya Suho pada Luhan.
“Hah.....?
Apa........” Ucap Luhan yang semakin tak jelas dan dia pun ambruk.
“Luhan..!!!”
Teriak Sehun.
“Ada apa
ini? Kenapa Luhan nbisa ambruk?” Tanya Suho.
“Tak
apa, dia hanya kekurangan darah dan jatuh pingsan. Karena daya tahan tubuhnya
tak sekuat dirimu.” Ucap Lay.
“Oh
syukurlah.” Ucap Suho.
“Apa??!!!!
Bukannya pelndung ini harusnya sudah melemah...!!!???” Teriak Kris tak percaya.
“Kau
salah, para vampir pelindung dan penyembuh mendapat kekuatan dari darah segar
manusia, dengan begitu pelindung yang kupasang akan semakin kuat.” Jelas Lay.
“Sialan..!!!!”
Teriak Kris.
Seketika
itu berhembus angin yang sangat kencang dan Xiu pun muncul.
“Hentikan
itu Kris.” Ucap Xiu.
“Ooohh,
Sang pahlawan datang rupanya.” Ucap Kris.
“Apa
maumu?” Tanya Xiu.
“Mauku?
Hmmmm... tak ada, hanya saja aku ingin bersenang – senang.” Jawab Kris.
“Lalu
mengapa kau membunuh ketiga utusanku?” Tanya Xiu.
“Karena
mereka tak mau memberitahuku keberandaan Kai, itu saja.” Jawab Kris santai.
“Hanya
karena itu? Mudah sekali kau menghilangkan nyawa Kris.” Ucap Xiu.
“Tentu
saja mudah, dan setelah ini adalah giliran adikmu hahaha.” Ucap Kris.
“Kai tak
ada hubungannya dengan semua ini, berhentilah mengincarnya.” Ucap Xiu.
“Tak ada
hubungannya? Tentu saja ada, karena dialah keturunan vampir yang mewarisi
kekuatan yang tak ada tandingannya. Walaupun dia sekarang adalah manusia, kekuatannya
tetap bisa bangkit.” Ucap Kris.
“Berhentilah
berharap, apa yang kau inginkan dari Kai?”Ucap Xiu.
“Tidak,
aku takkan berhenti. Selagi kekuatan Kai tak bisa bangkit, aku akan
memusnahkannya bersamaan dengan kekuatannya itu.” Ucap Kris.
“Sudahlah,
lagipula Kai tak akan menggunakan lagi kekuatannya itu. Jadi berhentilah Kris.”
Ucap Xiu.
“Tidak,
walaupun begitu aku akan tetap memusnahkannya, karena takkan kubiarkan ada yang
lebih kuat dariku.” Ucap Kris.
“Terserah
padamu sudah, kau takkan bisa menemukan Kai.” Ucap Xiu.
“Oooh
jadi Kai memang kau sembunyikan ya? Lumayan punya akal juga.” Ucap Kris.
“Kau
pikir aku sebodoh itu apa? Aku bisa menemukan Kai dengan kekuatan telepatiku.”
Ucap Kris.
“Hentikan
trik palsumu itu.” Ucap Xiu.
“Trik
palsu katamu? Hahaha, Kai berada di atap kan? Bersama gadis sialan itu.” Ucap
Kris. Xiu yang mendengar perkataan Kris langsung memasang wajah bingung.
“Hahaha
ada apa? Apa kau khawatir karena aku mengetahuinya hah? Teang saja aku akn
memusnahkan Kai secara perlahan – laha, agar dia merasakan sakitnya.” Ucap Kris
yang lasngsung terbang menuju atap kampus.
“Sial.”
Ucap Xiu.
“Lay!! Tetap
jaga mereka, aku kan ke tempat Kai.” Ucap Xiu.
“Baik
Tuan.” Jawab Lay. Xiu pun langsung terbang ke atap menyusul Kris.
Di atap
kampus, terlihat Kai yang sedang bersandar di pagar atap dengan ditemani Fleur.
Sang Kakek hanya mengawasi Kai dari jauh tetapi tetap berada di atap. Tiba –
tiba saja Kris muncul tepat di belakang Kai dan Fleur. Kris tepat terbang di
belakang Kai dan Fleur.
“Lama
tak jumpa, Mantan Vampir Kai.” Ucap Kris. Tiba – tiba Xiu pun muncul.
“Hentikan
itu Kris.” Ucap Xiu. Kai pun tak menoleh sedikitpun ke arah datangnya suara
itu, dia hanya melirik sebentar. Berbeda dengan Fleur, Fleur langsung menoleh
ketika mendengar suara dari belakangnya.
“Kai......”
Panggil Fleur yang langsung memegang lengan Kai. Kai hanya terdiam tanpa
menoleh ke belakang sedikitpun.
“Oooo
rupanya Mantan Vampir ini jadi sombong ya....” Ucap Kris. Kai pun tetap tidak
menoleh sedikitpun.
“Kai...
ada apa sebenarnya? Kenapa dia bersikap seperti itu?” Gumam Xiu dalam hati.
“Heh....
sombong sekali kau.” Ucap Kris.
“Apa
maksudmu?” Ucap Kai.
“Hahaha
masih nanya juga, apa kurang jelas?” Tanya Kris.
“Bukan
kau, yang kumaksud Xiu.” Ucap Kai.
“Apa?!!”
Ucap Kris tak terima.
“Maksudku?
Apa yang kau katankan Kai?” Tanya Xiu kembali.
“Jangan
pura – pura, kenapa kau selalu menghindar? Kenapa bukan kau saja yang ada di
posisi Kakek? Apa kau takut kehilangan nyawamu sehingga kau menyuruh orang
lain?” Tanya Kai bertubi – tubi. Xiu pun hanya terdiam termenung.
“Kenapa?
Kenapa tak menjawab? Apa yang kukatakan semuanya benar?” Tanya Kai lagi.
“Kai,
bukan itu maksudku.” Jawab Xiu.
“Lalu
apa?” Tanya Kai.
“Itu...
aku tak bisa memberitahukannya padamu.” Jawab Kai.
“Sudahlah,
tak usah memnutupinya dariku. Bilang saja kau memang tak memperdulikanku, Xiu.”
Ucap Kai. Xiu pun hanya terdiam.
“Hmmm
perang saudara rupanya, kesempatan bagus...” Ucap Kris yang langsung
mengeluarkan serangan pada Kai.
“Kai
awas..!!!!” Teriak Fleur yang langsung melindungi Kai hingga serangan itu
mengenai dirinya sendiri. Fleur jatuh tepat di pangkuan Kai dengan berlumuran
darah dan langsung tak sadarkan diri. Kai pun hanya tercengang tak bergerak
sama sekali.
“Wah
sial, malah kena yang cewek.” Ucap Kris.
“Kris..!!!
Aa yang kau lakukan?!!” Bentak Xiu.
“Nggak
lihat apa? Pake nanya segala.” Ucap Kris.
“Kau...!!!”
Teriak Xiu.
Tiba –
tiba cuaca menjadi sangat aneh, angin kencang, petir bersahutan, dan hujan
deras. Badan Kai terlihat gemetar, seperti ada asap yang keluar dari tubuh Kai,
seakan – akan tubuhnya memancarkan panas. Kalung yang selalu dikenakan Kai
pecah, perlahan tatoo di lehernya menghilang.
“Tidak,
Kai.....” Ucap Xiu yang langsung terbang secepat mungkin menghampiri Kai,
tetapi Xiu terpental saat menyentuh Kai.
“Akh...!!”
Ucap Xiu yang terpental.
“Hooo
jadi ini ya kekuatan yang tak terkalahkan itu, memang di luar dugaanku.” Ucap
Kris.
Kai
berubah menjadi vampir lagi, bahkan lebih dari saat dia masih vampir biasa. Matanya
merah,taringnya muncul kembali, Kai seperti setan dan kehilangan jati dirinya
sebagai manusia.
“Tuan
Muda Kai, kumohon sadarlah.” Ucap Sang Kakek yang langsung berusaha memasang
segel pada Kai. Tetapi sama saja seperti Xiu, Sang Kakek tak kuat dan akhirnya
terpental hingga jatuh.
“Ukkhh...”
Rintih Sang Kakek.
“Kau.....
beraninya kau melukai Fleur....” Ucap Kai sambil mendekat pada Kris.
“Hah? Salah
gadis itu sendiri, siapa suruh dia menghalangiku?” Ucap Kris.
Kai pun
langsung menghilang dan tanpa disadari leh Kris dia telah berada tepat di
belakang Kris dan langsung menyerang Kris dengan kekuatan yang berkali – kali
lipat dibandingkan kekuatan Kris. Serangan Kai membuat Kris yang tadinya masih
terbang terpental dan jatuh ke atap.
“Khh...!!”
Rintih Kris yang juga memuntahkan darah.
“Berdiri.”
Ucap Kai pada Kris yang sudah tak memiliki kekuatan untuk berdiri lagi. Kai
terus berjalan mendekati Kris dan bersiap menyerang Kris lagi.
“Hentikan
Kai!!! Dia sudah tak berdaya.” Ucap Xiu yang membuat Kai terhenti sejenak.
“Aku tak
peduli.” Jawab Kai yang langsung menyerang Kris untuk kedua kalinya. Untuk kali
ini Kris benar – benar tak sadarkan diri. Tetapi Kai tak ada habis – habisnya
menyerang Kris.
“Kai!!!
Sudah cukup, apa gunanya kau menyerangnya??!!! Dia sudah tak bernyawa..!!!!”
Teriak Xiu. Kai tetap tak memperdulikan pa yang dikatakan oleh Xiu dan terus
menyerang Kris.
“Kakek
apa kau baik – baik saja?” Tanya Xiu.
“Iya
Tuan.” Jawab Sang Kakek.
“Tolong
bantu aku menghentikan Kai.” Pinta Xiu.
“Baik
Tuan.” Jawab Sang Kakek. Xiu dan Sang Kakek pun langsung menghentikan Kai. Mereka
berdua menghentikan Kai dengan memasang kembali segel yang seperti tatoo pada
leher Kai. Memang tak semudah kedengarannya, tetapi Xiu dan Sang Kakek berusaha
keras dan akhirnya segel itu dapat terpasang sempurna sehingga Kai kembali menjadi
manusia kembali.
“K..Kai....
apa kau baik – baik saja....?” Tanya Xiu dengan nafas terengah – engah setelah
memasang segel pada Kai. Kai pun hanya terdiam, dia berjalan menuju Fleur yang
terbaring tak sadarkan diri. Kai langsung memangkukan Fleur dan memeluknya. Kai
memeluknya erat, terlihat badan Kai bergetar, tanpa disadari air menetes dari
mata Kai, dia menangis. Terlihat sekali dia sangat terpukul.
Xiu pun terkejut karena selama ini
Kai tak pernah meneteskan airmatanya untuk siapapun, bahkan pada saat Raja
Vampir sebelum Kris meninggal, yaitu Ayah Kai dan Xiu, dia tak menangis ataupun
sedih sedikitpun. Xiu hanya terdiam dan terus melihat pada Kai yang memeluk
Fleur.
“Tuan
Muda Kai...” Ucap Sang Kakek yang dihentikan oleh Xiu.
“Sudahlah,
biarkan saja. Ini pasti berat baginya.” Ucap Xiu.
“Maafkan
Saya Tuan, Saya tak bisa menjaga.......” Ucap Sang Kakek.
“Kubilang
sudah kan? Aku mohon diamlah.” Ucap Xiu.
“Baik
Tuan.” Jawab Sang Kakek.
Kai
terus menangis, diciumnya kening Fleur. Dipeluknya kembali Fleur dengan erat.
“Maaf...
aku tak bisa menjagamu..... maafkan aku Fleur.....” Ucap Kai dalam tangisnya.
Xiu pun
mendekat pada Kai, lalu dia memeluk pundak adiknya itu.
“Kai aku
tahu ini berat bagimu, tapi bisakah kau berhenti berlarut – larut dalam kesedihan?
Aku tak bisa melihatmu seperti ini. Kau seperti bukan dirimu Kai.” Ucap Xiu.
“Peduli
apa dirimu? Ini kan yang kau mau?” Ucap Kai.
“Kai aku
ini kakakmu, aku pasti peduli padamu.” Jawab Xiu.
“Aku tak
sudi menganggapmu kakak. Terus kenapa bukan kau sendiri yang turun tangan? Kenapa
kau malah menyuruh orang lain? Apa kau tak mau dirugikan?” Ucap Kai bertubi –
tubi yang membuat Xiu menghela nafas panjang.
“Baiklah,
itu hakmu. Tapi kupikir ini saatnya kau tahu, aku sengaja menjaga jarak padamu
karena aku tak mau kau mengetahui bahwa kau memiliki kekuatan yang mengerikan
itu Kai. Aku selalu mengawasimu. Ayah pernah berpesan padaku agar terus
mengawasimu, karena kekuatan itu sangat mengerikan. Untuk menyegel kekuatanmu
itu sangat dibutuhkan tenaga yang bukan main dan itu hanya bisa dilakukan oleh
keturunan Ayah. Aku pun tak bisa melakukannya sendiri.” Jelas Xiu panjang
lebar.
“Terus
kenapa harus aku yang memiliki kekuata itu? Apa aku dikutuk?” Tanya Kai.
“Bukan,
tapi kekuatan itu kau dapat dari Ayah. Karena kau keturunannya yang sangat
mirip dengannya.” Jawab Xiu.
“Kenapa
bukan kau?” Tanya Kai.
“Aku
juga tak tahu, tapi Ayah pernah bilang aku sangat mirip dengan Ibu, sehingga
kekuatan itu tak ada padaku.” Jawab Xiu.
“Apa aku
masih memiliki kekuatan itu?” Tanya Kai.
“Ya, kau
masih memilikinya. Tatoo di lehermu adalah segel kekuatan itu. Aku harap kau
akan baik – baik saja Kai.” Jawab Xiu.
“Apa aku
tak bisa memusnahkannya?” Tanya Kai.
“Iu
mustahil Kai, jika kau ingin memusnahkannya kau harus dimusnahkan juga bersama
kekuatan itu. Karen akekuatan itu merupakan bagian dari dirimu.” Jelas Xiu.
Kai pun
kembali termenung dengan Fleur yang masih di pelukannya. Kai memandang wajah
Fleur sekali lagi. xiu yang melihat itu tak tega dan hanya menepuk pundak
adiknya itu. Sang Kakek pun mendekat pada Kai.
“Tuan
Muda Kai, maaf bila Saya mengganggu. Bolehkah Saya melihat Nona Fleur sebentar?”
Ucap Sang Kakek. Kai pun menganggukkan kepalanya dan melepaskan pelukannya dari
Fleur. Fleur tetap dipangkukan di pangkuan Kai. Sang Kakek memegang tangan
Fleur. Terlihat ada cahaya yang mengalir dari tubuh Sang Kakek menuju tubuh
Fleur melewati tangan Fleur.
“Kakek,
apa yang kau lakukan?!!” Teriak Xiu pada Sang Kakek yang hanya dibalas senyuman
dari Sang Kakek.
Lama
kelamaan cahaya itu semakin redup dan akhirnya habis. Sang Kakek pun melepaskan
tangan Fleur dan tersenyum tulus pada Kai dan Xiu. Lalu San Kakek pun langsung
tergeletak.
“Apa
maksudnya ini?” Tanya Kai yang tak ahu apa – apa. Xiu pun hanya terdiam
memandangi Sang Kakek yang tergeletak tak sadarkan diri.
Tanpa mereka berdua sadari, Fleur
dengan perlahan membuka kedua matanya.
“K...Kai.....”
Panggil Fleur. Kai pun langsung melihat wajah Fleur, tanpa mengatakan papaun
dia langsung memeluk dengan erat kekasihnya itu dan Kai mencium kening Fleur.
“Kai..???
Ada apa sih, kamu kok aneh banget.” Ucap Fleur heran yang hanya dibalas
senyuman dari Kai.
“Apa
Fleur baik – baik saja?” Tanya Xiu.
“Iya,
dia tak apa.” Jawab Kai.
“Syukurlah.”
Ucap Xiu sambil tersenyum tipis.
“Ada apa
dengan Kakek itu?” Tanya Kai.
“Kakek
meninggal.” Jawab Xiu.
“Apa?!
Bukannya tadi dia baik – baik saja?” Tanya Kai kaget.
“Dia.....
mengorbankan nyawanya demi kembali menghidupkan Fleur.” Jawab Xiu.
“Jadi,
Kakek tadi.....” Ucap Kai yang masih kaget.
“Iya,
dia merasa bersalah karena tak bisa memegang tanggung jawabnya untuk menjaga
kalian. Mungkin ini salah satu bentuk penyesalannya.” Ucap Xiu.
Xiu pun
langsung melenyapkan Sang Kakek. Terlihat sekali dari wajah Xiu di asangat
sedih tetapi berusaha menutupinya.
“Tidak
usah ditutupi, jangan sok kuat.” Ucap Kai.
“Kakak....”
Lanjut Kai yang langusung membuat Xiu menoleh dan tersenyum lebar mendengar
ucapan Kai barusan.
“Apa? Aku
nggak slah denger nih?” Ucap Xiu menggoda Kai. Kai pun hanya terdiam pura –
pura tak mendengar perkataan Xiu.
“Menurutmu?”
Ucap Kai.
“Lho kok
nggak panggil Kakak lagi?” Protes Xiu. Tingkah mereka berdua pun membuat Fleur
tertawa. Xiu pun tersenyum.
“Fleur
sepertinya Kai lebih mencintaimu daripada aku. Kai bisa melakukan apapun jika
itu menyangkut dirimu Fleur. Karena itu kalian berdua harus bahagia.” Ucap Xiu.
“Dan
Kai, jangan sampai kau membuat Fleur menangis.” Lanjut Xiu.
“Nggak
usah diberitahu aku udah tahu. Ngapain bicarakayak gitu? Kayak mau pergi aja.”
Ucap Kai.
“Haha
memang kau mau pergi.” Ucap Xiu.
“Jangan
bilang kakak mau ninggalin aku lagi.” Ucap Kai dengan wajah sinis.
“Nggak,
nggak, jangan serem – serem gitu napa. Mungkin aku bakal sibuk ngurus dunia
vampir, tapi kalo kamu pingin ketemu aku tinggal ke perpustakaan kota aja. Disana
aku bakal nyuruh Lay buat jaga dan kamu bisa minta tolong dia buat manggil aku.”
Ucap Xiu panjang lebar yang dibalas anggukan dari Kai.
“Jangan
kangen aku lho......” Ucap Xiu menggoda Kai.
“Nggak
akan.” Jawab Kai.
“Jahat
banget sama kakak sendiri.” Ucap Xiu. Sebelum pergi Xiu melenyapkan Kris.
“Kai,
Fleur, sampai jumpa lagi.” Pamit Xiu.
“Hati –
hati.” Ucap Kai yang membuat Xiu tersenyum.
“Aneh,
jika bersama Kai aku bisa bicara dengan santai.” Gumam Xiu dalam hati.
Xiu
pun langusng terbang menuju lapangan untuk bertemu dengan Lay. Xiu berhenti
tepat di panggung.
“Lay, semua sudah berakhir. Lepaskan segelnya.”
Perintah Xiu.
“Apakah
Kris sudah.....” Tanya Lay yang belum selesai tetapi telah dijawab Xiu.
“Dia
sudah lenyap.” Jawab Xiu.
“Benarkah?
Siapa yang mengalahkannya?” Tanya Lay dengan sumringah.
“Siapa
lagi jika bukan Adikku.” Jawab Xiu.
“Wah
benarkah? Tuan Muda Kai memang hebat.” Ucap Lay yang langsung melepaskan
pelindungnya.
“Kai?!!
Dia bisa ngalahin vampir itu tadi?” Gumam Sehun dalam hati.
“Lay
hapuskan ingatan mereka semua tentang kejadian yang baru saja mereka lihat.”
Perintah Xiu.
“Baik
Tuan.” Jawab Lay.
“Tunggu!!”
Teriak Suho.
“Tolong
biarkan aku tetap mengingat hal ini, aku janji tak akan memberitahunya pada
siapapun. Memang kelihatannya tak penting, tapi aku baru saja bertemu dengan
Lay. Dan aku ingin berteman dengannya, karena dia terus berusaha melindungi
kami.” Ucap Suho panjang lebar.
“Iya
bener, aku juga nggak mau ingatanku tentang kejadian barusandihapus.” Sahut
Luhan yang pada saat itu telah sadar. Sehn pun bersembunyi kembali di balik
badan Suho dan Luhan.
“Kalian
perhatian ya, hiks..hiks....” Ucap Lay terharu yang membuat Luhan dan Suho
tertawa.
“Kalian.....
teman Kai bukan? Dan kau yang bersembunyi, kau yang membaca buku Legend of
Vampire, bukan?” Tanya Xiu.
“I...
Iya bener.... aku yang.... pe...pernah baca buku itu...” Jawab Sehun dengan
gemetar.
“Baiklah,
tak usah takut padaku. Lay biarkan saja mereka bertiga, merek ateman Kai.” Ucap
Xiu.
“Baik
Tuan.” Jawab Lay. Lay pun menghilangkan ingatan para mahasiswa yang ada tentang
kejadian barusan yang membuat merekasemua tertidur sementara.
“Lay,
mereka bertiga harus dilenyapkan. Apa kau sendiri yang melenyapkannya atau aku?”
Tanya Xiu.
“Lho
lho? Ingatan kita udah gak dihapus, kok malah mau dilenyapin? Ya ampun, aku
nggak mau mati sekarang. My Baby Bubble Tea.....!!!” Gumam Sehun dalam hati.
“Biarkan
Saya saja Tuan.” Jawab Lay.
“Lho ini
malah yang bakal ngelenyapin kita, hiks....hiks......” Gumam Sehun dalam hati.
“Baiklah
laksanakan tugasmu. Aku harus kembali ke dunia vampir, kau juga Lay. Aku tunggu
di istana.” Ucap Xiu yang langsung menghilang.
“Baik
Tuan.” Jawab Lay.
“Aduh......
bye bye deh My Baby Bibble Tea, I’m still loving you.....” Gumam Sehun dalam
hati.
Lay pun
langsung naik ke panggung.
“Lho??
Bukan mau ngelenyapin kat toh? Haduh.... bikin GR aja nih, tapi untunglah.....”
Gumam Sehun lega sambil mengelus – elus dadanya.
“Baekhyun,
Chen, D.O., aku harap kita dapat bertemu lagi. meski bukan sebagai sesama
vampir, tetapi apapun wujud kalian. Kita tetap berteman kan?” Ucap Lay.
“Sampai
jumpa....” Ucap Lay sambil meneteskan air mata lalu melenyapkan ketiga temannya
itu.
Lay pun
masih terbawa suasana dan menangis. Suho dan Luhan langsung menyusul Lay ke
atas panggung.
“Lho kok
ninggal sih?” Protes Sehun yang langsung berlari menyusul kedua temannya itu.
Sesampainya
Luhan dan Suho di atas panggung mereka berdua langsung memegang pundak Lay. Lay
pun menoleh dan segera menghapus air matanya dengan senyuman di bibirnya.
“Terima
kasih kalian sudah menganggapku teman, aku pergi dulu. Sampai jumpa.” Ucap Lay.
“Hati –
hati.” Ucap Luhan.
“Ya
sampai ketemu lagi.” Ucap Suho.
Lay pun
tersenyum dan dia langsung menghilang. Sialnya Sehun saat itu, baru saja dia
sampai di atas panggung tetapi Lay sudah pergi.
“Lhee? Tuh
orang disamperin malah ngilang.” Ucap Sehun.
“Lay itu
vampir bukan orang.” Ucap Luhan.
“Hm? Terserah
akulah, yang ngomong aku juga.” Ucap Sehun.
“Du~uh,
nih anak nyebelin banget sih.” Ucap Luhan.
“Denger
ya Luhan, senyebel – nyebelinnya aku itu, tetep ngangenin tahu. Apalagi kamu,
nggak ketemu sehari aja udah kangen setengah hidup.” Ucap Sehun.
“Siapa
bilang? Aku nggak kangen ya sama kamu, apalagi sampe setengah hidup.” Ucap
Luhan.
“Udah
gak usah jaim deh.” Ucap Sehun.
“Dibilangin
kok, siapa lagi yang jaim? Yang bener itu aku kangen kamu setengah mati tahu.”
Ucap Luhan.
“Oooh ya
udah deh, yang penting kamu kangen aku.” Ucap Sehun.
“Aduh....
mereka ini bego atau apa ya? Setengah hidup kan sama aja setengah mati, ha~ah
-_-.” Gumam Suho dalam hati.
“Tapi ya
udahlah, lagian mereka juga yang bikin hari – hariku nggak ngebosenin.” Lanjut
Suho yang langsung tersenyum.
“Ayo
pulang, udah malem nih.” Ajak Suho.
“Nginep
rumah Suho ya?” Pinta Sehun.
“Hah
nginep? Ngapain?” Tanya Luhan.
“Kan
Thehun atut bobo cendilian, telus kalo ada vampil yang ateng ke lumah Thenun
gimana?” Ucap Sehun dengan diimut – imutkan dan memanyunkan bibirnya.
“Jangan
manjalah.” Ucap Luhan.
“Ih kalo
aku kenapa – napa kan yang paling khawatir situ.” Ucap Sehun.
“Apa?”
Ucap Luhan tak terima.
“Udah
deh ngaku aja.” Ucap Luhan.
“I..iya
sih, ya udah Suho, biarin Sehun nginep di rumahmu ya?” Pinta Luhan.
“Tuh
kan.” Ucap Sehun bangga.
“Boleh
ya Suho?” Ucap Luhan memohon pada Suho.
“Haha
kalian ini apa – apaan sih? Ya bolehlah. Luhan juga mau ikut?” Ucap Suho.
“Nggak
usah, ntar ngrepotin.” Jawab Luhan.
“Udahlah
kan sama temen sendiri, nggak usah sungkan.” Ucap Suho.
“Iya
nih, pake malu – malu segala. Memangnya Luhan nggak kangen cama Thehun, apalagi
Luhan bisa bobo baleng Thehun lhooo....” Ucap Sehun.
“Ya...ya
udah deh, aku ikut.” Ucap Luhan malu – malu.
“Gitu
donk.” Ucap Sehun. Suho pun hanya tersenyum. Lalu mereka bertiga segera pulang
dan menginap di rumah Suho.
Para
mahasiswa yang tertidur pun tak lama kemudian terbangun, mereka masih bingung
kenapa bisa tertidur. Bercak darah di atas panggung masih menjadi teka – teki
yang tak bisa terpecahkan sampai kapan pun. Trio Flower Boy juga acuh tentang
hal itu, mereka menjalani kehidupan sebagai manusia seperti biasa. Begitu pula
dengan Kai dan Fleur, mereka semakin bahagia, dan Kai sudah mulai tersenyum di
hadapan orang lain, walau hanya sedikit.
Lima
tahun kemudian......
“Teng..Teng...”
Bunyi bell gereja. Terlihat orang – orang sedang berbahagia dengan mengenakan
pakaian formal memasuki gereja.
Di
daam gereja ketika semua undangan telah duduk, terlihat seorang lelaki tampan
mengenakan setelan jas sedang berdiri di altar gereja. Tak lama kemudian cahaya
memasuki gereja lewat pintu gereja yang terbuka perlahan. Terlihat gadis cantik
yang mengenakan gaun putih panjang dan membawa bucket bunga. Gadis itu berjalan
menuju altar gereja.Gadis itu terlihat bahagia sekali, begitu pula dengan
lelaki tampan yang menunggunya di altar.
“Mereka
terlihat bahagia sekali ya.” Ucap Suho yang pada saat itu datang ke gereja
bersama Trio Flower Boy.
“Iya,
tak kusangka waktu berjala begitu cepat, akhirnya mereka menikah.” Ucap Luhan.
“Fleur....
hiks..hiks....” Ucap Sehun.
“Aduh
nih orang jangan bikin malu napa, udahlah cewek di dunia ini nggak cuma satu.”
Ucap Luhan.
“Tap
cintaku cuma buat Fleur.....” Ucap Sehun.
“Terus
Your Baby Bubble Tea dikemanain?” Tanya Suho menggoda Sehun.
“Masih
di warungnya.....” Jawab Sehun.
“Udah
susulin sana, selagi ada penghulu tuh, haha.” Ucap Luhan.
“Udah
deh, jangan bikin aku tambah galau, aku gila juga ada batasnya.....” Ucap
Sehun.
“Haha
maaf maaf.” Ucap Luhan.
“Galau? ‘Ganteng
Ganteng Sehun Galau’.” Ucap Suho.
“Hahahaha
cocok banget tuh, cepet buat film deh, ftv oneshoot juga gapapa.” Ucap Luhan.
“Tuh
kan, Suho nih malah bikin banyolan yang buat aku tambah sebel.” Ucap Sehun.
“Maaf
deh, habisnya wajahmu galau banget sih.” Ucap Suho.
“Itu mah
udah bawaan lahir, hahaha.” Ucap Luhan.
“Oh
My...., Thehun bilangin Mama na Thehun nih...” Ucap Sehun.
Sementara Trio Flower Boy asik
sendiri, pembacaan sumpah pernikahan telah usai. Kai dan Fleur pun berciuman. Kedua
pasangan yang baru saja menikah itu langsung keluar dari gereja. Diikuti semua
undangan yang hadir pada saat itu. Lalu Fleur berbalik badan dan melemparkan
bunganya ke belakang. Seorang gadis dan seorang lelaki kebetulan menangkap
bucket bunga itu secara bersamaan. Gadis itu adalah Tiffany yang telah berubah
menjadi manusia, dan lelaki itu adalah Baekhyun yang telah berubah menjadi
manusia juga.
“Iih ini
kan aku yang dapet dulu.” Ucap Tiffany.
“Kok
bisa? Yang dapet itu aku duluan tahu.” Ucap Baekhyun.
“Aduh,
sama cewek ngalah donk.” Ucap Tiffany.
Lay dan
Xiu yang pada saat itu juga datang ke acara pernikahan Kai pun terkejut.
“B...
Baekhyun....? Itu Baekhyun kan? Dan gadis itu utusan Kris kan?” Tanya Lay tak
percaya.
“Sulit
dipercaya, tapi itu kenyataannya.” Jawab Xiu. Lay pun langsung berlari dan
langsung memeluk Baekhyun.
“Baekhyun...!!!!
Aku kangen sama kamu.” Ucap Lay dengan bersemangat sambil memeluk Baekhyun.
“Apaan
sih? Siapa kamu?” Tanya Baekhyun yang merasa terganggu.
“Oh iya,
vampir yang jadi manusia ingatannya kan bakal dihapus....” Gumam Lay dalam
hati.
“Ma..
maaf, aku tak bermaksut apa – apa.” Sesal Lay yang langsung melepas pelukannya.
“Kau ini
bicara apa Lay? Aku hanya menggodamu.” Ucap Baekhyun.
“Baekhyun???
Kau masih ingat? Bagaimana bisa?” Tanya Lay tak percaya.
“Jangan
samakan aku dengan vampir biasa donk.” Ucap Baekhyun yang membuat Lay
memeluknya lagi.
“Hore..!!
Sepertinya kau lupa dengan bucket bunga ini. Untukku saja ya.” Ucap Tiffany
yang mendapatkan bucket bunga itu karena Baekhyun melepaskan genggamannya.
“Eh eh
mana bisa, sini..!!” Ucap Baekhyun yang tak terima.
“Nggak
mau, weeekk.” Ucap Tiffany sambil mengejek Baekhyun lalu lari menjauh darinya.
“Aduh
Lay, lepasin bentar napa pelukannya.” Ucap Baekhyun.
“Nggak
mau, aku kan kangen.” Jawab Lay.
“Lay...!!”
Ucap Baekhyun.
“Iya ya
maaf, nanti peluk lagi ya?” Pinta Lay.
“Iya
deh.” Jawab Baekhyun.
“Hei
kamu balikin sini bucket bunganya..!!” Teriak Baekhyun yang berlari mengejar
Tiffany. Karena Tiffany tak memperhatikan depan, dia pun menabrak seseorang di
depannya.
“BRUUKK!!”
Tiffany jatuh karena menabrak orang.
“Eh mbak
bisa lihat jalan nggak sih? Kampungan banget deh lari – lari.” Ucap gadis yang
ditabrak oleh Tiffany.
“Ma..maaf...”
Sesal Tiffany yang belum beranjak berdiri.
“Sudahlah
Yuri, dia kan tak sengaja.” Ucap teman gadis yang ditabrak Tiffany, Jessica.
Dan Gadis yang ditabrak oleh Tiffany adalah Yuri. Baekhyun yang mengetahui hal
itu pun langsung menolong Tiffany.
“Kau tak
apa? Bisa berdiri?” Tanya Baekhyun sambil menolong Tiffany untuk berdiri.
“I..
iya.” Jawab Tiffany.
“Tuh
kan, rokmu jadi kotor.” Ucap Baekhyun.
“Ng...
nggak papa.... aku memang ceroboh..” Ucap Tiffany.
“Dia
perhatian banget sih...” Gumam Tiffany dalam hati.
“Apa
ini? Padahal selama ini aku nggak pernah sebaik ini sama cewek. Apalagi sampe
perhatian gini. Tapi kalo dilihat – lihat dia manis juga.” Gumam Baekhyun dalam
hati.
“Itu
namanya cinta, kalian berjodoh tuh. Apalagi tadi bucket bunganya dapet
barengan.” Ucap Lay yang tiba – tiba muncul.
“Lay
tolong jangan baca hatiku ya...??” Ucap baekhyun yang mulai marah.
“Hehe
iya maaf. Tapi gadis itu mukanya merah padam lho. Pasti dia juga suka sama
kamu.” Ucap Lay.
“Lay..!!!”
Teriak Baekhyun.
“Hmm
anu..., na... namaku Tiffany.” Ucap Tiffany malu – malu sambil memegang tangan
Baekhyun.
“Eh? A..
aku Baekhyun. Salam kenal.” Ucap Baekhyun gugup.
“Eh
Baekhyun, apa kau masih ingat siapa sia dulu?” Tanya Lay.
“Ya
masihlah, utusan Kris kan?” Jawab Baekhyun.
“Apa itu
tak masalah?” Tanya Lay.
“Tak
apa. Yang namanya cinta itu buta.” Jawab Baekhyun.
“Gadis
yang ditabraknya tadi kan....” Ucap Lay.
“Iya,
kedua temannya yang juga utusan Kris. Tapi jika kulihat, mereka benar – benar
lupa masa lalunya yang bukan sebagai manusia.” Ucap Baekhyun.
“Iya
juga sih, kalo gitu aman deh.” Ucap Lay.
Saat Lay, Baekhyun, dan Tiffany asik
berbicara bertiga, tiba – tiba ada dua orang lelaki yang lewat tepat di depan
mereka. Kedua orang itu adalah D.O. dan Chen yang telah berubah menjadi
manusia.
“I...
itu kan... D.O. dan.... Chen??” Tanya Lay tak percaya sambil menunjuk ke arah
kedua temannya dulu.
“Hah? Apaan
sih?” Tanya Baekhyun.
“Itu
loh, cepet liat belakangmu.” Ucap Lay.
“Me..
mereka? Lay ayo kita susul mereka.” Ucap Baekhyun.
“Lho
mana Lay?” Tanya Baekhyun kaget karena ketika menoleh Lay telah menghilang.
“Temanmu
udah lari duluan tuh.” Ucap Tiffany.
“Apa?”
Baekhyun langsung menoleh ke arah belakang.
“Lay,
tunggu aku..!!” Teriak Baekhyun sambil berlari menyusul Lay. Tapi Baekhyun
kembali lagi ke tempat Tiffany.
“Makasih
ya, nanti kita ngobrol lagi.” Ucap Baekhyun lalu kembali berlari menyusul Lay.
“Iya
sama – sama.” Jawab Tiffany.
Di sudut lain sekitar gereja,
terlihat Chen dan D.O. yang sedang berbincang – bincang. Lay pun langsung
memeluk mereka berdua.
“Huwa
Chen, D.O., aku kangen....” Ucap Lay sambil memeluk kedua temannya itu.
“Siapa
nih? Dateng – dateng main nyosor aja.” Ucap Chen kesal.
“Siapa
kau?” Tanya D.O..
“Lho
kalian lupa sama aku? A...aku teman kalian, Lay.” Ucap Lay.
“Lay?
Kayaknya aku nggak pernah punya temen namanya Lay deh.” Ucap Chen.
“Maaf,
Tuan Lay. Kami tak mengenal siapa Anda. Tolong jangan bersikap seakan – akan
kita saling kenal.” Ucap D.O..
“Ba..
baiklah, maafkan aku.” Sesal Lay yang langsung melepaskan pelukannya dan
langsung berbalik arah meninggalkan Chen dan D.O..
“Lama
tak bertemu, Lay Si Vampir Pelindung dan Penyembuh.” Ucap D.O. yang membuat Lay
langsung berbalik arah dan memeluk mereka lagi.
“Hahaha
kau lucu sekali, aku kan cuma bercanda.” Ucap Chen.
“Ngak
lucu tahu, aku kira kan kalian serius.” Ucap Lay.
“Maaf,
maaf.” Ucap Chen.
“Kelihatannya
kau baik – baik saja Lay.” Ucap D.O..
“Bagaimana
aku baik – baik saja? Kalian pergi ninggalin aku. Tapi untungnya Trio Flower
Boy mau temenan sama aku.” Ucap Lay.
“Trio
Flower Boy? Boyband dari mana tuh?” Tanya Chen.
“Itu
bukan boyband lagi. Itu julukan ketiga temanku.” Jawab Lay.
“Oooh
gitu, jadi sekarang udah punya temen yang lain. Nggak butuh kita donk?” Ucap
Chen menggoda Lay.
“Bu,
bukan gitu. Gimanapun juga kalian temanku yang berharga, sama seperti Trio
Flower Boy.” Ucap Lay.
“Chen
sudahlah, jangan menggoda Lay terus.” Ucap D.O..
“Haha
habisnya asik sih.” Ucap Chen.
“Tapi
kasihan kan dia.” Ucap D.O..
“Udahlah
santai aja, ntar dia pasti langsung lupa.” Ucap Chen.
“Ayo
kesana aja, ada Baekhyun lho.” Ajak Lay.
“Tuh kan
apa kubilang? Dia lupa kan.” Ucap Chen.
“Terserah
kau sajalah.” Ucap D.O..
“Hahaha
aku menang.” Ucap Chen bangga.
Saat
mereka bertiga berjalan menuju tempat Baekhyun, Baekhyun sendiri baru saja
sampai menyusul ketiga temannya itu.
“Lho
kalian mau kemana?” Tanya Baekhyun.
“Mau ke
tempatmu.” Jawab Lay polos.
“Apa??!!
Kalian nggak ngehargain aku apa? Aku udah cape – cape kesini, malah balik
kesana.” Protes Baekhyun.
“Kan
nggak ada yang nyuruh kesini.” Ucap Chen.
“Tapi
tadi Lay yang ngajak aku.” Ucap Baekhyun.
“Ya kan
Lay?” Lanjut Baekhyun memastikan.
“Nggak
tuh, kan tadi kamu yang ngajak.” Jaab Lay polos.
“Haha
makan tuh, mangkanya jangan suka bohong.” Ejek Chen pada Baekhyun.
“Aduh,
kau ini nggak bisa diajak kerja sama apa ya?” Protes Baekhyun pada Lay.
“Kerja
sama apa?” Tanya Lay tak berdosa.
“Sudahlah,
LUPAKAN.” Ucap Baekhyun kesal.
“Hahaha,
bagus Lay.” Ucap Chen.
“Bagus
apanya?” Tanya Lay.
“Ya
ampun, nih orang ㅠ_ㅠ.” Ucap Chen.
“Haha
rasain tuh, gantian kan?” Ejek Baekhyun pada Chen.
“Berisik,
diem lu.” Ucap Chen kesal. Tingkah ketiga orang itu membuat D.O. tertawa. Mereka
berempat langsung kembali menuju tempat Tiffany
tadi. Yang mengagetkan, terlihat Xiu yang sedang berbincang dengan ketiga
mantan vampir utusan Kris itu. Lay pun langsung berlari.
“Tuan Muda
Xiu? Ada apa?” Tanya Lay bingung.
“Tenanglah
Lay, aku hanya ingin memastikan ingatan mereka.” Jawab Xiu.
“Bagaimana
Tuan?” Tanya Lay.
“Mereka sudah
benar – benar lupa.” Jawab Xiu.
“Oh
syukurlah....” Jawab Lay lega.
“Apa ketiga
orang di belakangmu baik – baik saja?” Tanya Xiu.
“Tentu saja,
mereka masih mempunyai ingatan yang begitu jelas.” Jawab Lay.
“Apa? Bagaimana
bisa?” Tanya Xiu heran.
“Karena mereka
bukan vampir biasa tentunya.” Jawab Lay.
“Lay, biar
kujelaskan. Sehebat apapun seorang vampir, tak mampu mengembalikan ingatannya
tanpa ada yang membantunya. Entah itu tabib atau karena ingatan yang memang tak
dapat terhapus, yang sangat dikenang oleh mereka.” Jelas Xiu panjang lebar.
“Terus? Lho
kok mereka bisa ingat?” Tanya Lay yang ikutan bingung.
“Lama tak
berjumpa Tuan Muda Xiu.” Ucap D.O. yang langsung berlutut diikuti Baekhyun dan
Chen.
“Berdirilah.”
Perintah Xiu.
“Perbolehkan
Saya menjelaskan pertanyaan Anda Tuan Muda. Kami tetap bisa mengingat jati diri
kami selama menjadi vampir karena bantuan orang di belakang Tuan.” Jelas D.O..
“Belakangku?”
Tanya Xiu bingung, ketika dia melihat ke belakang. Dia mendapati Sang Kakek,
orang kepercayaannya tengah tersenyum padanya.
“Lama tak
berjumpa Tuan Muda Xiu.” Ucap Sang Kakekyang langsung tersenyum. Xiu pun ak
mengatakan apapun dan langsung memeluk Sang Kakek.
“Suatu
kehormatan bagi Saya dipeluk oleh Anda Tuan.” Ucap Sang Kakek.
“Mengapa kau
memutuskannya sendiri? Aku kan Tuanmu.” Tanya Xiu.
“Maafkan Saya
Tuan, tapi itu tanggung jawab Saya.” Jawab Sang Kakek.
“Tapi Saya
akan tetap menepati janji Saya, Saya akan mengabdi pada Tuan Muda sampai
kapanpun.” Lanjut Sang Kakek.
“Bagaimana
bisa? Kau kan manusia.” Tanya Xiu bingung.
“Apa Anda lupa
Saya siapa?” Tanya Sang Kakek kembali.
“Apa maksudmu?”
Tanya Xiu bingung.
“Vampir abadi
seperti Saya tak bisa mati apapun yang terjadi. Memang jika memanggil nyawa
orang yang telah mati sangatlah susah dan mebutuhkan kekuatan yang bukan main. Tetapi,
setelah Tuan lenyapkan Saya mencoba mengumpulkan kekuatan lagi. Walaupun
membutuhkan waktu yang tidak sebentar, Saya tetap bisa kembali.” Jelas Sang
Kakek panjang lebar.
“Syukurlah.”
Ucap Xiu.
“Tolong jangan
membuatku khawatir lagi.” Lanjut Xiu.
“Ada apa Tuan?”
Tanya Sang Kakek bingung.
“Tentu saja
karena aku tak mau kehilanganmu, kau kan sudah kuanggap seperti Ayahku sendiri.”
Protes Xiu.
“Baiklah Tuan.”
Jawab Sang Kakek dengan tersenyum.
“Baru kali ini
Tuan Muda Xiu menunjukkan sifat kekanak – kanakannya padaku.” Gumam Sang Kakek
dalam hati.
“Kelihatannya
Tuan Muda Kai dan Nona Fleur sangat bahagia.” Ucap Sang Kakek.
“Benar, semua
ini berkatmu Kek.” Ucap Xiu
Sementara itu Chen dari tadi
memperhatikan ketiga mantan vampir utusan Kris.
“Apa mereka
manusia?” Tanya Chen.
“Menurutmu?”
Ucap D.O..
“Iya juga ya. Si
Baekhyun mana sih?” Tanya Chen.
“Tuh lagi
ngobrol sama salah satu dari mereka.” Jawab D.O..
“Apa? Tuh
orang ganjen amat sih.” Ucap Chen.
“Bilang aja
kamu iri.” Ucap D.O..
“D.O..... baru
kali ini aku mendengarmu bicara begitu, sakitnya tuh disini...” Ucap Chen
sambil menunjuk lambungnya.
“Itu lambung
tahu, hati yang sebelah satunya.” Ucap D.O..
“Oh ya, maaf
salah.” Ucap Chen.
“Okelah, aku
nggak mau kalah sama Baekhyun.” Ucap Chen yang langsung mendekati Jessica.
“Hai cewek.” Rayu
Chen pada Jessica.
“......”
Jessica hanya terdiam melihat pada Chen.
“Nggak usah
takut, Abang nggak bakal ngapa – ngapain kok.” Ucap Chen.
“Heh cowok
aneh, omonganmu itu kayak om – om tahu gak?” Sahut Yuri.
“Biasa aja
Non.” Ucap Chen tak terima.
“Eh aku udah
biasa aja ya, situ aja yang nggak normal.” Ucap Yuri.
“Nggak usah
pake bilang aku nggak normal deh, bilang aja situ iri kenapa nggak ku godain. Iya
kan?” Ucap Chen.
“Eh jangan
kepedean ya, nggak sudi aku sama situ.” Ucap Yuri.
Sementara Yuri
dan Chen berdebat, Jessica yang dari tadi terdiam diantara mereka berdua tak
bisa menghentikan temannya itu dan kebingungan. Tiba – tiba D.O. menariknya dan
mengajak Jessica pergi.
“Eh... mau
kemana.....?” Tanya Jessica lirih.
“Sudahlah ikut
aku saja, lagian mereka berdua tak akan sadar kalau kau menghilang.” Ucap D.O..
“Makasih ya......”
Ucap Jessica.
“Sama – sama.”
Jawab D.O..
“Anu..., a... aku
Jessica. Namamu.....?” Tanya Jessica.
“Aku D.O.. Salam
kenal.” Ucap D.O..
“D.O. ya.... nama
yang unik......” Ucap Jessica.
“Apa kau mengatakan
sesuatu?” Tanya D.O..
“Ah ... ng....
nggak kok......” Jawab Jessica.
“Oh baiklah, pasti
aku yan salah dengar.” Ucap D.O..
D.O. tetap menggenggam
tangan Jessica sambil berjalan menjauh dari Chen dan Yuri.
“Semua orang di dunia ini terlahir dengan takdir mereka
sendiri
Mereka semua dilahirkan dengan jodohnya masing – masing
Yang harus kita lakukan adalah
Sabar
Berdoa
Berusaha
Agar dapat bertemu dengan jodohnya
Agar bertemu dengan bunga hidupnya
Karena setiap orang di dunia ini pasti memiliki
‘Bunga’ yang dicintai seumur hidupnya....”
-----END-----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar